flashback part 1

9.4K 360 32
                                    

Karisa POV

Tubuhku terasa ringan seringan bulu. Ketika kubuka mataku, aku berdiri di tengah padang rumput yang luas dengan angin sepoi-sepoi memainkan rambutku. Suasananya sangat menenangkan dan menenteramkan. Tidak ada siapa-siapa disini. Hanya aku sendiri, berdiri terdiam memandangi padang rumput yang sangat luas ini.

Aku menyukai tempat ini. Dimana hanya ada aku dan tidak ada orang yang menggangguku. Rasanya aku ingin tinggal disini selamanya. Tiba-tiba seseorang memanggilku dari kejauhan. Mark memanggilku dari kejauhan. Suaranya terdengar sedih dan khawatir. Suara Mark membuatku ikut bersedih dan hatiku seperti tersayat-sayat mendengarnya.

Kuberlari mencari Mark yang terus memanggilku dari kejauhan. Kemanapun aku pergi, aku tidak dapat menemukan Mark. Aku mulai putus asa karena takut kehilangan Mark. Aku terus berlari mencari sumber suaranya. Sampai akhirnya aku menemukan sumber suara tersebut dari arah sebuah pohon besar di puncak bukit. Dari kejauhan dapat kulihat tubuh jangkungnya berdiri di dekat pohon dan melihatku dengan tatapan penuh rindu. Tanpa pikir panjang lagi, dengan tergesa-gesa kudaki bukit tersebut dan berlari kearah pohon besar dimana Mark menungguku.

Aku sangat merindukannya. Terakhir kali bertemu dengannya, aku belum sempat mengatakan betapa aku mencintainya. Tunggu dulu.. terakhir kali aku bertemu dengannya? Kapan terakhir kali aku bertemu dengannya? Kenapa aku tidak ingat kapan terakhir kali aku bertemu dengan Mark. Perasaan panic dan bingung langsung menderaku. Perlahan kudekati sosoknya yang berdiri memunggungiku di bawah pohon. “ Mark,” panggilku sambil menyentuh bahunya.

Aku terkejut bukan main ketika sosok itu berbalik dan tersenyum ke arahku. Sosok itu bukanlah Mark, melainkan Adam. Tunanganku yang berjanji akan menemuiku lagi.

Rasa terkejut itu membuatku tersadar dan mulai mengingat apa yang telah terjadi. Tiba-tiba sekelilingku berubah menjadi gelap dan sedetik kemudian aku sudah berdiri di depan pintu. Ketika kubuka pintu itu, sebuah hentakan keras mengenai dada kananku. Darah segar mengalir deras dan membuat kemeja putihku berubah warna menjadi merah pekat. Mark menangkap tubuhku yang limbung dan terus-menerus memanggil namaku. Dan semuanya kembali gelap gulita.

Apakah aku sudah mati? Apakah aku sudah tidak bisa bertemu dengan Mark lagi? Apakah selamanya aku tidak akan bisa menyatakan perasaanku pada Mark?

Aku menutup mata dan sebutir air mata sudah siap jatuh dari sudut mataku. Namun, ketika kubuka mataku kembali, aku melihat sosokku lima tahun yang lalu. Sosok muda yang masih polos dan belum mengenal dunia. Sosok sebelum aku bertemu Adam, pria yang akan merubah duniaku. Rekaman masa lalu itu pun seakan terulang kembali.

Author POV

                “ No! I totally refuse that idea!” seru Alice dari arah ruang baca.

                “ Please, Alice. Listen to me,” Mr. Harold berusaha menenangkan Alice.

                “ Ada banyak cara untuk menyelesaikan masalah ini. Ini bukanlah satu-satunya solusi, Papa. Pasti ada solusi lain yang lebih rasional dan masuk akal,” Alice bangkit dari tempat duduk dan menatap tajam ke arah ayahnya.

                “ Sampai saat ini hanya itu lah alternative yang mereka berikan untuk menyelesaikan masalah kita. Uang bukan lagi masalah buat mereka.”

                “ Lalu, Papa akan mengorbankanku begitu saja? Don’t you love me?

                “ I love you, sweetheart. That’s why we do this,” ucap Mr. Harold sambil mencium kening Alice.

                “ I hate you,” gumam Alice sambil memalingkan mukanya dan keluar dari ruang baca.

                Diluar ruang baca, Alice langsung dihadang oleh Karisa yang khawatir karena mendengar suara kakaknya dari arah ruang baca. Karisa baru saja bergegas ke ruang makan untuk mencari cemilan ketika mendengar suara Alice yang terdengar di seluruh lantai 2. “ What’s going on?

Billion Dollar MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang