23.

6 2 0
                                    


Farrel

Pulang kerja gue jemput.

Iva yang baru membawa piring kotor ke dapur cafe menimbang. Berakhir mengiyakan. Moodnya yang sedang bagus membuat hal yang biasanya ragu ia terima begitu saja. Lagian tak ada salahnya sekali kali pulang tanpa mengeluarkan ongkos transportasi umum. Juga, Iva sadar seharian ini belum melihat laki laki itu.

Ok

Baru akan menyimpannya sebelum notifikasi balasan terdengar.

Farrel

Jangan pulang kalo gue belum dateng.

Memilih menghembuskan napas kesal.

Iya bawel.

Sekarang baru pukul 20.00. Masih ada dua jam jadi Farrel tak perlu terburu buru. Rumah Ricky–tempat penampungan imbas pertengkaran dengan bokap–sepi. Si tuan rumah sedang pacaran sejak satu jam lalu. Orang tua Ricky katanya pulang jam sepuluh kalau memang Farrel masih ngungsi di sini. Beruntung Ricky sudah mau meminjamkan mobil, menggantikan taksi yang menjadi kendaraan sedari pagi.

"Nyebelin lo. Dateng kalo lagi butuh aja,"

"Nggak papa kali. Mau nginep di rumah temen nggak boleh masa?"

"Pergi sono ah. Jadi gelandangan sekalian,"

"Sadis,"

"Atau kalo enggak ngamen di lampu merah. Untung dapet goceng. Buat beli es teh, wkwkwk."

"Untung temen lo ya, kal..-"

"Kalo enggak apa? Nggak gue izinin masuk tau rasa lo."

"Hehe, peace bos,"

Begitu kira kira sambutan saat Farrel datang tadi malam. Menggedor-gedor rumah orang (jam sebelas malam) sampai yang punya bawa sapu buat nimpuk si pelaku.

Tapi akhirnya boleh saja, kok. Tidur, makan, pinjam baju, main game bareng. Enggak salah deh punya temen sebaik Ricky. Ya meski harus diomelin gara gara kamarnya berantakan.

Balik ke sekarang. Apa yang harus Farrel lakuin? Bosen nge-game mulu di kamar.

Mba Nadin

Farrel!
Pulang sekarang! Maksudnya apa nggak pulang hampir dua hari?
Mba udah bilang berapa kali, hah? Jangan suka bikin masalah!

Mood Farrel langsung turun. Ini kode dari Mba Nadin--walau Nadin tak sadar atas maksud lain yang Farrel tangkap--yang artinya Papa sudah mulai mencari. Oke. Farrel harus bergegas.

Keluar dari kamar Ricky setelah mengambil kunci mobil di atas nakas. Berlari menuruni tangga secepat mungkin hingga hampir terjungkal.

Setelah keluar dari garasi rumah ia menyempatkan menonaktifkan ponselnya. Orang suruhan Ardan pasti tau dimana keberadaannya lewat gps ponsel.

Farrel melajukan mobil cepat. Mengabaikan bahwa yang ia bawa adalah mobil orang.

"Sial!"

Baru beberapa menit melaju sudah ada dua mobil yang mengikuti di belakang. Berdecak sebal dan menginjak rem kasar. Ia membuka kaca mobil saat salah satu suruhan itu mengetuk.

"Iye," ucapnya singkat. Kembali melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Artinya Farrel pulang. Tak perlu ada aksi kejar kejaran yang nanti malah berujung kecelakaan (Farrel trauma akan kecelakaan dulu). Karena seberapa keras ia menghindar ia tetap akan menginjakkan kaki di rumah. Pulang setelah hampir dua hari keluyuran.

EcstasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang