Part 33

1.6K 135 0
                                    

_Logika dan perhitungan manusia tidak akan pernah menang melawan kekuatan dan ketetapan Allah. Jadi, selama kau menjadi kan Allah satu-satunya tempat meminta dan berharap, maka yakinlah tidak ada yang tidak mungkin untuk Allah kabulkan_

~Guz&Ning jatuh cinta~




********



Jangan lupa tinggalkan jejak!!!

Happy reading!!!!


Elen dan Nana kembali ke asrama setelah menyelesaikan piket dapurnya.
Ia melihat Sasa yang tidur di kasur dengan nyenyak.

Mereka berdua menggelengkan kepala sambil terkekeh kecil.

"Bukannya ngantri kamar mandi, eh ini malah tiduran. Dasar kebo!" Cibir Nana.

"Mungkin dia lelah" timpal Elen terkikik.

Nana mendengus, "Lelah apanya! Asal mba tau ya, Sasa tuh dari tadi pagi tiduran terus di kelas. Ngerjain tugas aja enggak!" Sangkalnya.

"Jangan-jangan sakit lagi, Na?" tebak Elen membuat Nana terdiam.

Tapi selanjutnya, ia langsung berjalan ke arah Sasa dan menempelkan punggung tangannya ke dahi.

Panas.

Nana menoleh ke arah Elen dan mengangguk. Elen langsung menghampirinya dan memeriksanya juga.

"Astaghfirullah, kok bisa gini sih," ujar nya setelah mengecek suhu badan Sasa.

"Dd-dingin sst..." Rancau Sasa membuat Nana tampak khawatir.

"Sa, a-apa nya yang dingin? Badannya? Aku selimutin ya"

Tampak jelas raut khawatir di wajah Nana.

"A-apa lagi sa, ja-jawab dong. Jangan diam aja, aku khawatir ini,"

Ia menggigit bibirnya untuk menahan tangis. Ia benar-benar khawatir dengan keadaan sepupu sekaligus sahabatnya ini.

"Na, jangan khawatir, mending kamu ke dapur bawa kompresan biar mba yang jaga Sasa." Kata Elen di angguki Nana.

Nana langsung bergegas lari menuju ke dapur.

Elen memijit-mijit tangan Sasa sambil bergumam istighfar supaya Sasa mau mengikuti gumaman nya.

Tak lama Nana datang membawa baskom berisi air hangat dan handuk.

"I-ini mba,"

Dengan segera Elen menerimanya.

"Na, saya minta tolong, ambilkan parasetamol di UKA ya." Nana mengangguk lagi.

******

Guz & Ning Jatuh Cinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang