Part 13

1.9K 174 1
                                    

_jangan rusak kebahagiaan mu dengan kehawatiran, dan jangan rusak pikiran mu dengan pesimisme. Jangan rusak kesuksesan dengan kecurangan, dan jangan rusak optimisme orang lain dengan menghancurkan nya. Jangan rusak harimu dengan melihat hari kemarin._

                  ~guz&Ning jatuh cinta~

***

Happy reading all!!!





Hari ini adalah hari di mana Zahra masuk sekolah lagi, setelah izin libur untuk pulang kampung beberapa hari yang lalu. Hari ini Zahra berangkat dengan  Andre karna tadi pagi Andre datang ke rumah untuk mengantarkan kue kering buatan mamanya.

Awalnya Zahra menolak karna takut akan menimbulkan masalah lagi, tapi, Andre tetap memaksanya. Alhasil, Zahra datang ke sekolah bersamanya. 

Zahra melangkahkan kakinya dengan ringan sembari bersenandung kecil. Sesampainya di kelas, Zahra langsung menghampiri kedua temannya yang tengah asik bercerita.

"Hay." 

Kedua temannya yang hafal betul dengan suara Zahra langsung menoleh. Seketika mata mereka membola, dan langsung berdiri untuk memeluk gadis cantik yang tengah memamerkan senyum manisnya.

"ZAHRA!!!" mereka memekik girang.

"Gila! Gue kangen banget sama lo!" Ujar Elen di sela-sela pelukannya.

Melly mengangguk setuju, "Gue juga~" katanya dengan suara yang mendayu.

"I-iya, a-aku t-tau kalo kalian k-kangen, t-tapi lepas dulu, a-aku gak bisa n-napas iniiih."  Kata Zahra dengan nafas tersenggal-senggal.

Mereka berdua langsung melepaskan pelukannya sembari terkekeh kecil.

"Sorry, abisnya kita terlalu seneng lihat lo udah balik sekolah lagi." ungkap Melly jujur diangguki Elen.

Zahra mengangguk maklum.

"Oh iya, Intan mana? Belum dateng?" Tanya Zahra yang hanya melihan dua temannya saja.

Belum sempat mereka menjawab, si empu sudah menampakkan dirinya sembari memekik heboh.

"O M TO THE G!!! GILA, GILA ,GILA!!! AAAAAAA RASANYA GUE MAU PINGSAN DETIK INI JUGAAAAA~"

puk

Sebuah pulpen tinta melayang begitu saja mengenai jidat Intan. Si empu meringis  kesakitan sempari mengelus jidatnya.

"Bersik anj***" semprot Elen, pelaku pelemparan pulpen.

Intan Cemberut, "Merusak suasana hati orang yang lagi kasmaran aja!" dengusnya kesal.

Mereka bertiga menghampiri Intan.

"Kenapa sih? Kak Yusuf, lagi?" tanya Melly yang mulai paham dengan perubahan sikap temannya sejak beberapa hari yag lalu.

Intan mengangguk tanpa melihat wajah Melly. Dia masih sibuk melihat apakah jidat nya benjol atau tidak, dari kaca yang kecil yang selalu dia bawa di dalam tasnya.

"Kenapa lagi sih?" kali ini Elen yang bertanya.

Intan menoleh pada Elen, "Gue di bonceng kak Yusuf doooong~"

Mata Melly membola, "Serius lo?"

Intan mengangguk cepat, "Yoi. Mobil gue 'kan mogok, jadi terpaksa gue jalan ke halte buat nunggu bis. Lah orang kata supir gue, nggak keburu kalo harus nunggu orang bengkel benerin mobil dulu. Eh, pas gue nunggu di halte, bukannya bis yang lewat, tapi pangeran berkuda yang lewat. hahaha...."

"Woaah, beruntung bener looo" kata Ila--salah satu teman sekelas Intan.

Intan terseyum bangga. Dia menoleh pada teman-temannya untuk menunjukan seberapa hebat pesonanya untuk memikat pangeran tampan seperti Yusuf.

Pandangannya berhenti saat melihat ke arah Zahra. Dia menucek-ucek matanya dan mengerjapkan beberapa kali. Lalu tiba-tiba dia berteriak histeris lagi.

"ZAHRAAA~ HUWAAAA LO KAPAN PULANG? KENAPA LO GAK NGABARIN GUE? HUAAAA GUE KANGEN BANGET SAMA LOOOO!!!" Pekiknya histeris sambil memeluk Zahra.

Telinga Zahra berdengung akibat teriakan Intan.

"Jangann teriak-teriak , Tan! Kamu ini perempuan, dan lagi ini di sekolah bukan di hutan!"

Intan terkekeh kecil mendengar teguran Zahra.

"Ayok cerita lagi, Tan. Aku pengen dengar cerita kamu yang lagi kasmaran ini." kata Zahra sambil terkekeh kecil.

"Next time aja deh. Gue udah nggak mood." katanya sambil meletakan tasnya diatas meja.

Zahra duduk menyamping di kursi depan meja Intan. Dia berkata sambil menatap wajah Intan yang temgah serius mengeluarkan buku dari dalam tasnya.

"Jangan lain kali, Tan. Gue takut gue udah nggak disini lagi." gumamnya.

Baik Intan, Melly, dam Elen terkejut dengan penuturan Zahra yang terdengar ngawur. 

"Gak usah aneh-aneh deh, kalo ngomong." ucap Melly tak suka.

"Tapi itu kenyataannya." lirih Zahra.

"Lo mau pindah kemana sih, Ra? ke Jepang? lo mau ketemu idola gepeng lo itu, huh?" tanya Intan menatap Zahra dengan senyum mengejek.

"Aku mau pindah ke Bandung." ucap Zahra lirih.

"PINDAH KE BANDUNG?!" Pekik mereka.

"I-iya."

"Ini pasti prank, ya? Mana kameranya, mana?" kata Melly yang masih tak percaya jika Zahra mengatakan kebenarannya.

"Aku serius, Mel." kata Zahra serius.

Mereka terdiam dan masih berusah mencerna semuanya yang serba dadakan ini.

Intan menatap Zahra sendu, "Lo mau ninggalin kita?"

Zahra menggeleng cepat, "Sama sekali nggak ada niatan buat ninggalin kalian kok. Seharusnya aku emang udah harus pergi sebelum aku masuk SMP. Tapi, karna aku yang bebal, akhirnya aku lanjutin buat tinggal disini. Sampai akhirnya kemaren, Abi dan kakek memutuskan untuk menyuruhku pidah."

"Apa gak bisa di undur?" Tanya Melly.  Zahra menggeleng lemah.

"Tapi lo bakal ngasih tahu kita alamat rumah lo, 'kan?" 

Intan mengangguk membenarkan pertanyaan yang dilontarkan Melly.

"Kalau kita ada waktu libur, kita 'kan bisa tuh liburan ke rumah mu." timpal Elen.

Zahra menggeleng, "Aku aja masih belum tau mau pindah ke Bandung atau Kediri. Dan lagi, kayaknya aku monadok deh. Jadi, aku ngga bisa pegang hp buat ngabarin kalian,"


Tbc

Hy guys lama tak up ya?
Hehehe maaf ya karna sibuk:v

Jangan lupa baca, vote, Comen and share ke temen-temen kalian!!!

Trimakasih
Selamat malam♥️

Guz & Ning Jatuh Cinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang