Guz & Ning Jatuh Cinta (End)

Part 36

_Dalam hidup kita ni, kita tak boleh paksa orang nak suka dekat kita. Kalau dia suka kita, Alhamdulillah. Kalau dia tidak suka kita, jauhkan diri kita dari dia. Just simple!_

~Guz&Ning jatuh cinta~

*********

Jangan lupa tinggalkan jejak!!!!

Happy reading!!!

"Za-zahra mas" cicit Hamdan.

"Ada apa dengan Zahra?" Perasaan Hamzah semakin tak menentu

"Za-zahra hilang, mas. Di-dia di culik"

Deg

Hamzah, Ikhsan dan Zidni terdiam badannya menegang.

Apa ini? Apa pendengarannya salah? Mereka berharap jika apa yang barusan mereka dengar itu tidak benar.

"Ma-maaf mas, maafin Hamdan. Ha-hamdan gak becus buat jaga adek, maaf." cicit Hamdan lirih. Entah sejak kapan air matanya turun.

Hamdan menangis? Iya benar. Tidak salah bukan jika seorang lelaki menangis? Itu bukan cengeng kok.

Hamzah dan Ikhsan hanya menatap datar Hamdan yang menangis. Sedangkan Zidni meraup wajahnya kasar.

"Sampean Ndak bohong, Ndan?" Hamdan yang mendengar pertanyaan Zidni langsung menggeleng.

"Jadi ini nyata?" gumamnya

"Mas, ayok mas cari adek, hiks. Hamdan gak pengen adek kenapa-kenapa."

Hamzah menatap adik nya, jujur ia kecewa karna adiknya tidak bisa menjaga satu-satunya putri dari keluarga maulana.

Tapi ia juga sadar, tidak sepenuhnya ia menyalahkan adik laki-laki nya. Ia juga salah disini.

"Sejak kapan?" Ikhsan membuka suara setelah lama terdiam.

"Kemaren siang" jawab Digo.

"Sudah lapor polisi?" Tanya Zidni di balas gelengan Digo.

"Belum 24 jam. Belum bisa"

"Kita harus bertindak sekarang, sebelum terjadi apa-apa sama Ara!" kata Zidni .

"Ayok, kita cari di sekitar pesantren ke--"

"Kita sudah cari di sekitar pesantren guz, tapi Ning Zahra Ndak ada." potong Elen.

Perasaan Hamzah, Ikhsan dan Zidni tambah tak menentu.

Dimana Zahra?

Apa Zahra baik-baik saja?

Apa dia sudah makan?

Ada banyak macam pertanyaan di benak mereka. Mereka sangat khawatir

"Kita cari di luar pesantren saja!" Usul Dirga yang di terima dengan baik oleh mereka, itu terbukti dengan anggukan mereka.