Part 46

2K 143 7
                                    

_Kelak, kau akan mengerti bahwa menahan diri untuk tidak membuat seseorang tersinggung lebih mulia daripada senantiasa menyakiti hatinya._

              _SAYA_

****

Jangan lupa tinggalkan jejak!!!



Happy reading all!!!






Setelah acara lamaran tadi malam yang berjalan dengan lancar dan diselingi tawa dan candaan bahagia. Kini, dipagi hari nya Gadis cantik dengan rok plisket warna putih dan baju tunik warna hijau dengan jilbab syar'i yang senada tengah berdiri di depan pintu gerbang pondok pesantren Al-Ikhlas.

Setelah menimbang-nimbang keputusan untuk kembali kepondok atau tidak. Akhirnya gadis itu memilih untuk melanjutkan mengaji di pondok Al-Ikhlas (pondok ayah Yusuf)

Ngomong-ngomong soal tanggal pernikahan, Yusuf dan Zahra sudah sepakat untuk melangsungkan 2 Minggu setelah acara lamaran.

Jadi, Zahra masih sempat mengaji di pondok selama seminggu. Setelah nya seminggu berikutnya untuk acara pingitan.

Gadis itu melangkah dengan anggun menuju asrama santri putri. Biasanya dirinya akan sowan terlebih dahulu pada pak kiyai.

Tapi tadi ia berpapasan dengan mobilnya pak kiyai dan bunyai yang keluar pondok. Sepertinya ada urusan

Ia terus melangkah dengan sesekali menyapa atau membalas sapaan para santriwati.

Kini dirinya berhenti di kamar dengan plang 'Maryam'  ia menghembuskan nafas sebentar kemudian mengetuk pintu dan mengucapkan salam

"Assalamualaikum..."

Tak lama setelah dirinya mengucapkan salam, pintu itu terbuka bersama dengan Jawaban salamnya

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh,"

Zahra tersenyum pada sosok didepannya yang menatapnya dengan senyum tipis

"Loh, Ning Zahra sampean balek pondok meneh?" Tanya orang itu di angguki Zahra.

"Enggeh, mba. Oh iya panggil Zahra saja," Ujar Zahra dengan senyum yang masih setia ia tebarkan

"Kalo lagi berdua aja panggil Zahra, kalo rame Yo panggil Ning."

"Yoweslah, terserah mba Puput wae," Pasrah Zahra.

"Oh ya, ayok masuk" Ujar Puput di angguki Zahra.

"Kok sepi, Mba?" Tanya Zahra saat melihat keadaan kamar yang tampak sepi.

"Lagi dhuha-an, " Zahra hanya ber 'oh' saja sambil mengangguk kecil.

"Gimana lamarannya, lancar?" Tanya Puput menatap Zahra.

Entah kenapa Zahra Merasa aneh dengan tatapan Puput. Seperti tatapan, terluka mungkin?

'Aku gak salah liat, 'kan?' batin Zahra.

"Ra?"

"Eh, i-iya mba Alhamdulillah lancar kok hehehe..." Jawab Zahra kikuk.

Puput mengangguk, raut wajahnya bahkan tampak berubah. Apa dia sedih? Pikir Zahra.

Guz & Ning Jatuh Cinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang