~Walaupun raga kita jauh, namun hati kita selalu dekat.~
~Zahra~
*****
Happy Reading all!!!
Malam ini Zahra sedang asik menonton salah satu acara favorit nya di tv, yang berjudul Samudra Cinta. Entah kenapa melihat kisah cinta mereka berdua membuat zahra iri.
Di tengah fokusnya menonton, suara dering telpon membuatnya mengalihkan pandangnya ke arah handphonenya.
Tertera nama "kak kutub 2💚" disana.
Buru-buru Zahra langsung mengangkat teleponnya.
"Assalamualaikum.*
"Wa'alaikum salam,"
"Enten nopo, Kak?" Tanya Zahra.
"Kakak cuma mau nanya, adek bagi raport nya hari apa?"
"Hari Sabtu depan. Lah Pripun?"
"Ndak papa. Kakak cuma mastiin aja, biar besok kakak yang ngambil raport nya."
Zahra membulatkan matanya, "Serius?"
Orang yang tengah menelfon Zahra mengangguk, Meskipun Zahra tak melihatnya. Orang itu adalah kakak pertamanya, Hamzah.
"Iyo. lagian nanti kamu Ndak ada yang ngambilin toh?"
Zahra menyengir, "Oooh Yo jelaaas mau!!"
"Iyo-iyo. Yowes sesuk men kakak Ling Pundut Aken raporte. kakak tutup dulu Yo telpone, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
'Bip'
Zahra tersenyum senang sesaat setelah teleponnya di tutup.
"Syukurlah, ada yang inget." monolog nya sembari tersenyum getir.
***
Di lain tempat, setelah Hamzah selesai menelpon dengan adiknya, ia di kejutkan dengan pernyataan kakek nya.
"Udah, Zah?" Tanya kakek.
Hamzah mengangguk, "Sampun, Kek."
"Zah, berapa umur mu?" Tanya Kakek.
"21 tahun."
"Wes Mateng berati nek di Kon nikah muda, toh?" Tanya kakek dengan senyuman yang terbit di bibirnya.
Hamzah mengangguk, "Nggih, Insyaallah sampun." katanya yang mulai tak nyaman dengan topik pembicaraan ini.
"Rencananya, Bulan depan itu, kakek ingin menikahkan mu dengan cucu teman kakek, Zah."
Deg
Ucapan kakek bagaikan petir yang menyambar di siang bolong.
'Menikah? Bahkan aku belum siap untuk Menata hatiku lagi.' batinnya.
"Gimana, Zah?" Tanya kakeknya lagi.
"Apa Gak kecepatan, Bi?" tanya Jo, papah Hamzah pada kakeknya.
"Opo toh kue! kecepatan Opo ne?! Lah wong Zidni nikah kambi karin Yo umur 19 toh?" Satgas Kakek.
Jo menghela nafas pelan sebelum mengangguk, "Nggih, Kulo manut Abi mawon."
Kakek tak meladeni ucapan Jo. Dia beralih menatap Hamzah yang masih setia membisu.
"Pripun, Zah? Nek siro gelem 'kan, Dua Minggu lagi kita Datang buat melamar." katanya enteng.
"Hamzah harus memikirkannya terlebih dahulu, Kek. Jujur, Hamzah masih ragu." jawabannya menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guz & Ning Jatuh Cinta (End)
Novela JuvenilJangan hanya baca di awal, kalian tidak akan tau keseruan nya jika hanya berhenti membaca setelah melihat part awal! Cobalah baca di pertengahan, jika memang tidak tertarik tidak apa Happy reading!!! Ini kisah tentang mereka, kisah tentang dua manus...