Part 17

2K 149 14
                                    

~kalo aku pergi jauh dari mu, apa kamu akan tetap disini menunggu ku hingga aku kembali?~

~Zahra~

****

Happy Reading all!!!


Malam hari pun tiba! Sehabis sholat isya, di pondok Mambaul hisan tengah mengadakan beberapa macam perlombaan. Ada qiroatul Qur'an, cerdas cermat, solosong, pidato, dll.

Waktunya pun tidak di laksanakan malam ini saja, tapi sudah 2 hari yang lalu.

Malam ini hanya memperlombakan qiroatul Qur'an, solosong, dan hafalan surat-surat pendek bagi kelas 1-6 SD.

"Rame banget." gumam Zahra.

"Kalo gak rame bukan perlombaan namanya." saut seseorang di belakangnya yang membuat Zahra kaget.

"Ist, ngagetin aja!" Ucap Zahra sambil mengusap dadanya.

"Heleh, situ nya aja yang kagetan! Di kagetin aja enggak, tapi kagetan." cibir orang itu.

Zahra mendengus, "Ngapain coba pake balik kesini? Kenapa gak di pondok aja sih, ganggu!!" Katanya menatap orang itu tajam.

Pemuda itu mendelik, "Allahu... kakak ambil libur satu hari dek, jadi bisa pulang."

Pemuda tersebut jadi merasa kesal, karena adiknya Sepertinya tidak mengharapkan dia kembali.

Padahal tujuannya pulang karena ingin melihat adiknya ini.

"Emang kamu gak kangen sama kangmas mu yang ganteng ini, Hm?" Lanjutnya dengan nada menggoda membuat Zahra mendengus.

"Gak!"

"Heleh! Yaudah sih kalo emang nggak kangen. Bye!" ucap orang itu pura-pura ngambek dan pergi meninggalkan Zahra disana.

"Yahh, ngambek." gumamnya.

"Kak Hamdan! Tungguin Araa~" Teriak Zahra Sambil berlari menghampiri orang itu yang tak lain adalah Hamdan kakak keduanya.

Hamdan yang melihat adiknya berlari mengejarnya, bukannya berhenti malah ikut lari menjauh.

"Kakaaaak!"

****

Sedangkan di lain tempat, tepatnya di Jakarta, di kediaman Wiranto, alias ayah Jikri.

Pria dengan nama lengkap Rama Aziz Saputra itu sedang uring-uringan tidak jelas dari tadi. Bahkan kelakuannya itu membuat Yusuf dan Jikri ikut pusing.

"Lo ngapain sih ram, Dari tadi mondar-mandir gak jelas gitu?" Tanya Jikri karna sudah bosan dengan tingkah salah satu sahabatnya ini.

Merasa ucapannya barusan di anggap angin lalu, ia langsung berdiri, dan menarik tangan Rama untuk duduk.

Berhasil!!

Rama sudah duduk di samping Jikri dengan segala umpatan yang ia lemparkan untuknya

"Lo kenapa, Ma?" kali ini bukan Jikri yang bertanya, melainkan Yusuf yang tengah menyuapkan potongan buah pepaya yang diberikan ibu Jikri tadi.

Rama menatapnya sebentar lalu ia mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Huaaa.... gue kangen Zahraaa!!" Teriaknya lebay.

Oh ayolah, hanya karna gadis itu, ia sampai uring-uringan tidak jelas seperti ini?

'Menyebalkan!' batin Jikri.

Sedangkan Yusuf hanya diam. Kalau boleh jujur, sebenarnya ia juga kangen. Tapi ia tidak mungkin menampakkan rasa kangen nya terang-terangan, 'kan?

"Belum juga 24 jam udah kangen aja lo!" Cibir Jikri Sambil memutar bola matanya jengah.

Guz & Ning Jatuh Cinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang