Part 9

2.3K 196 0
                                    

Happy reading!!

Tepat pukul 02:30 WIB . Zahra terbangun dari tidur lelapnya. Zahra mengerjapkan matanya, sembari mengumpulkan nyawa.

Setelah nyawanya terkumpul, Zahra berjalan masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil wudhu. setelah itu, dia menunaikan sholat tahajud.

Beberapa menit kemudian, setelah selesai menunaikan sholat tahajud, Zahra langsung bermuroja'ah sembari menunggu adzan subuh tiba.

Walaupun umur Zahra masih duabelas tahun, menuju tiga belas tahun. Alhamdulillah Allah mengizinkannya untuk menjadi salah satu orang beruntung, yang dapat menghafal ayat-ayat Suci Al-Qur'an. Ya walaupun belum genap 30 Juz, tapi Zahra tetap harus bersyukur dan semangat lagi untuk menghafalnya.

Cukup lama Zahra ber mu'rojah. hingga adzan subuh berkumandang.
Setelah sholat Subuh, aku membaca surat Yasin dan Ar Rahman. Entahlah, kenapa Zahra sangat suka membaca surat tersebut setelah sholat Subuh dan Maghrib. Bisa dibilang, itu sudah menjadi rutinitasnya.

Drtt, drtt

Suara dering telepon, mampu mengalihkan pandangan Zahra yang tengah menaruh Al-Qur'an di lemari.

Zahra mengambil handphonenya, dan melihat pesan dari Yusuf.

"Assalamu'alaikum, Ra. maaf lancang pagi-pagi begini telah mengganggu mu, tapi aku Hanya bermaksud untuk memberi tahu, bahwa aku dan rombongan hari ini akan pulang ke Jakarta. kamu kapan pulang?"

Dengan lihai, jari jemari Zahra mengetik untuk membalas pesan dari Yusuf.

'Wa'alaikumsalam. Insyaallah besok Zahra pulang.' Balas Zahra seadanya.

Zahra memasukkan handphonenya ke saku gamis yang dia pakai. Kemudian, langkah kakinya membawanya keluar kamar dan menuju dapur.

Hari ini, Zahra berniat membantu mba-mba ndalem memasak. Sesampainya di dapur, terlihat ada tiga orang mba-mba yang sibuk dengan sayuran, bumbu,-bumbu dapur, dan ada juga yang sedang membersihkan ikan.

Zahra hampiri mereka semua seraya mengucap salam dan tersenyum ramah.

"Ning, njenengan perlu sesuatu?" Tanya seorang perempuan berkaca mata yang sedang memotong sayuran.

"Ah, tidak mba. Saya kesini ingin bantu-bantu. Apa ada yang bisa Zahra bantu mba?"

"Ndak usah Ning. Ning duduk mawon, biar kita-kita saja yang masak." ucap salah satu perempuan bertubuh gemuk.

Zahra menggeleng, "Ndak papa mba, biar Zahra bantu mawon ngih? Zahra bosen soalnya Ndak ngapa-ngapain di kamar."

"Nanti kalo Ning Zahra kecapean Gimana? Atau tangan nya lecet gimana? Trus kotor gitu tangan sama bajunya?" Tanya gadis berlesung pipi dengan jilbab berwarna biru langit.

Ah, lebay sekali mba ini.batin Zahra

"Insyaallah mboten, Mba. Lagian kalo tangannya kotor, 'kan tinggal cuci tangan. Terus kalau bajunya yang kotor, 'kan tinggal ganti. Wes toh mba, ayok masak, Zahra bantu." Kata Zahra yang tidak mau di tolak lagi.

Mereka tak bisa menolak jika sudah begini. Nolak salah, nggak nolak juga takut salah. Serba bingung!

"Menu masakan hari ini apa aja, Mba?" Tanya Zahra sambil mendekati Sita.

Sita yang emang introvert menjadi gugup saat di dekati Ning nya. "Masak ayam goreng, nila santan, tumis kangkung, jamur tiram, jantung pisang, sama goreng tempe, Ning."

Zahra mengangguk-anggukkan mengerti, "Hmm, biar Zahra yang Masak, mba-mba nya siapin aja bumbunya. oke?"

"Gak menerima penolakan!" Kata Zahra cepat, saat melihat tanda-tanda protes dari mereka bertiga.

Guz & Ning Jatuh Cinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang