Part 37

1.9K 140 11
                                    

_Aku tak akan biarkan dirimu pergi kemanapun, aku akan buat kamu selalu disisiku. Jangan terluka, aku akan buat kamu tidak terluka lagi._

~Guz&Ning Jatuh cinta~

********



Jangan lupa tinggalkan jejak!!!

Happy reading!!!




Yusuf yang sudah di kuasai kabut amarah langsung menghajar orang di depannya

Bugh

"Gue bilang minggir ya minggir!" Sentak Yusuf.

Tanpa sadar kosa katanya sudah berubah menjadi lo-gue.

"Bocah ingusan kayak Lo, Mending pulang! Di cariin noh, sama emak Lo!" Cibir orang berbadan besar itu.

Sedangkan Yusuf dkk terkekeh mendengarnya.

"Bapak-bapak kaya situ mending pulang deh! Gak baik angin malam buat bapak-bapak, nanti asam uratnya kambuh." ejek Dirga membalas cibiran orang itu.

"Bapak-bapak? Sembarangan Lo! Gue masih single kalo Lo mau tau" sergah orang itu.

"Dih malah curhat!" Tukas Dirga.

"Kurang ajar Lo! Seranggg!!!" Teriak orang itu. Dan terjadilah baku hantam antar dua kubu.

"Yusuf, Digo, Dirga. Sekarang kalian masuk dan selamatkan Ara!" Teriak Ikhsan di sela-sela pertarungan nya.

Ikhsan memikirkan jika mereka masih dibawah umur, jadi lebih baik menghindari baju hantam ini.

"Tapi sampean dan yang lainnya bagaimana?" Tanya Yusuf.

"Sudahlah, cepat! Kita tidak punya banyak waktu!" mereka mengangguk dan langsung berlari masuk kedalam.

Mereka ke lantai dasar, berpencar mencari ke sudut-sudut ruangan.
Lalu dilanjutkan ke lantai dua sampai lantai lima. Tapi mereka tidak menemukan keberadaan Zahra .

Hanya ada satu harapan bagi mereka, yaitu rooftof.

"Kita kesana?" Tanya Dirga.

Digo mengangguk, "Hanya itu yang belum kita periksa."

"Ayok!" lanjutnya.

Dengan segara mereka bertiga berlari menaiki tangga, sesekali Dirga terjatuh. Dirga termasuk orang yang sangat lemah dalam berlari. Jika bukan karna adik sepupunya itu, ia tidak akan pernah mau melakukan hal ini.

Sesampainya di rooftof, mereka melihat sepuluh orang lelaki dan satu orang perempuan yang tengah duduk terikat di kursi membelakangi mereka bertiga.

Prok, prok, prok

Seseorang berbaju biru terang bertepuk tangan sambil membalikkan badannya.

"Gue kira, kalian tewas!" Ucapnya meremehkan. Lihat saja seringai yang terpancar jelas di wajahnya.

"Kalian hebat juga," lanjutnya.

Bukan, dia bukan memuji lebih tepatnya mengejek.

Hebat? Bahkan pertarungan itu belum ada yang memenangkan.

"Lepaskan Zahra, kumohon." pinta Digo berjalan mendekat.

"Stopp!!" Pekik Rama membuat langkah Digo berhenti.

Guz & Ning Jatuh Cinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang