Part 16

1.7K 146 0
                                    

~Terimakasih telah datang menutup luka ku di masa lalu, dan terimakasih juga telah membuat luka baru~

~Hamzah~

*****

Happy reading all!!!



Setelah acara tangis-tangisan dengan kawan dan para saudara, Zahra, Hamzah dan Rasyid pun langsung melakukan perjalanan menuju Kediri, kampung halaman Zahra, lebih tepatnya kampung halaman kakek Zahra.

Cukup lama mereka di perjalanan, mungkin Karna efek macet, mereka baru sampai sehabis ashar.

Mobil yang di kendarai Hamzah sudah berhenti tepat di depan ndalem,

Di lihatnya banyak santri dan santriwati yang sedang beberes untuk acara nanti malam.

Zahra membuka pintu dengan senyum yang merekah di bibirnya.

Di depan teras ndalem sudah ada keluarga yang menyambut mereka dengan senyum yang Zahra rindukan.

Zahra berlari ke arah mereka dan langsung memeluk ibunda tercinta.

"Umi~" cicitnya, sambil memeluk umi nya dan di balas pelukan serta kecupan bertubi-tubi.

"Ya Allah Ara, umi kangen banget sayang~"

"Ara juga,"

"Eghm! Jadi sama Abi nggak kangen, nih?" Ucap Abi Zahra pura-pura ngambek

Zahra langsung melepaskan pelukan ummi nya dan langsung memeluk abi nya yang berada di samping umi.

"Ara kangen Abi juga, kangen semua deh, intinya!" Ucapnya semangat.

"Uluh-uluh, anak abiii..."

"Udah dongg kangen-kangenan nya! Nenek udah jamuran tuh nungguin di dalam." Ujar bude Siti-- ibu dari Ikhsan dan Zidni.

"Eh iya, Yowes ayo, Ra." Ajak Abi.

Zahra mengangguk dan berjalan beriringan dengan sang umi.

Saat tiba di ruang tamu, Zahra melihat pasangan yang sudah tak muda lagi sedang duduk berdampingan dengan senyum yang merekah di bibir keduanya.

Zahra pun sama, dengan senyum manis yang mampu membuat semua yang melihat pasti akan terpesona. Dia berjalan ke arah pasutri yang umur nya sudah terbilang sepuh. Lalu memeluk mereka. Rasa nyaman dan hangat dapat Zahra rasakan.

"kangeen.."cicitnya manja.

"Uh, manjanya cucu kakek." ledek kakek Zahra.

"Ihhh kakek, Zahra 'kan kangen, tau..." Ujarnya sambil memanyunkan bibirnya.

"Minta di tabok apa di cium tuh bibirnya, " Tanya kakek meledek zahra.

"Kakek Ngeselin deh," Ujar Zahra sambil menyilangkan tangan di depan dada.

"Gitu doang ngambek." Ucap kakek sambil mencolek dagu zahra.

"Abisnya kakek Nakal! 'kan Ara jadi kesel."

"Emang nya kakek mukul kamu di bilang nakal, hm??" Tanya kakek sambil menaikan sebelah alisnya.

"Tau ah, Ara males sama kakek!" Kata Zahra sambil berdiri dan pindah duduk di sebelah budenya

"Bude.." Rengeknya

"Yah ngadu deh," cibir kakek.

"Biarin wlee.." Ucapnya sambil menjulurkan lidahnya.

"Hustt! kaya gitu Gak sopan, masa sama orang tua kaya gitu." Kata umi Zahra memperingati.

"Iya, Ummi. maaf," Ucapnya menunduk.

Guz & Ning Jatuh Cinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang