Part 19

1.6K 152 7
                                    

_Jika kamu merasa tidak bisa mengucapkan kata kata yang baik, perkataan yang sopan dan juga tidak menyakiti hati maka pilihan terbaik adalah diam!!_

~Guz&Ning Jatuh Cinta~



*****




"ZAHRA?!"

Teriakan seseorang menggema di ruang keluarga, sang empu yang merasa namanya di panggil pun menoleh ke asal suara tersebut.

Matanya membelak dan bibirnya terbuka saat melihat sosok gadis bergamis coklat susu dan jilbab hitam yang tengah tersenyum ke arahnya.

"Elena?" pekik Zahra histeris.

Setelah memekik, gadis tersebut lantas berlari menghampiri dan memeluk sahabatnya itu dengan erat.

"Kangeeen," cicit Zahra di pelukan Elena.

Mendengar itu Elena terkekeh kecil.
"Baru satu hari lho, Ra?"

"Ihh, aku beneran kangen tau!" ucap Zahra sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

"Iya- iya. Gue juga kangen kok. Gak usah di gituin ah bibirnya, ntar gue tabok" Ucap Elena.

"Elen ngapain disini?" Tanya Zahra heran.

"Gue mondok disini. kalo Lo ngapain disini?" Tanya Elen balik setelah menjawab pertanyaan Zahra

"Em, Itu, Z-zahra juga mondok disini hehehe" jawab Zahra gugup.

"Lo--" Belum sempat Elena melanjutkan ucapannya, deheman seseorang telah memotongnya.

Eghm

Deheman seseorang menghentikan kegiatan mereka yang asik berbincang. Setelah mengetahui siapa yang berdehem, mereka malah menyengir kuda.

"Asik banget ya ngobrol, Ya? Sampai lupa kalo disini masih ada orang." Sindir kakek Zahra.

"Hehehe, maaf kek," Ucap Zahra nyengir kuda.

"Kalian udah saling kenal?" kali ini yang bertanya kakek nya Elena sambil menatap sang cucu bingung.

"Iya kek, ini Zahra temen sekolah Elen di Jakarta." Jawab Elena.

"Oalah, bagus kalo nak Elen sudah kenal Ara, jadi makin betah di sini." Timpal kakek Zahra di angguki yang lain.

"Ini cucu mu, Mad?" Tanya  Fadli pada  Ahmad

"Iyo dli, Iki putune Kulo Ling wedok, asmane Zahra." Jawab Ahmad mengenalkan Zahra dan Zahra tersenyum ramah ke pada Fadli.

"Lho, Ra, lo cucu nya kakek ini? Berati Lo cucu kiyai dong?" Tanya Elen menatap Zahra dan Ahmad bergantian.

"Hehe iya."

"Iih... Kok Lo nggak jujur sih sama gue?"

"Ya maaf," ucap Zahra merasa bersalah.

"Elen, kakek pamit pulang dulu ya, kamu belajar yang bener disini, kalo ada apa-apa kamu minta tolong sama kiyai Ahmad saja ya, Len?" ucap kakek Elena sambil mengelus lembut rambut elena.

Elena yang tadi tengah kesal dengan Zahra langsung berganti raut sedih.

Elena menatap kakek nya sendu. "Iya kek."

"Mad, aku titip cucuku, Ya? kalo bandel mohon di maklumi, soalnya kurang kasih sayang orang tua dari kecil." Bisik Fadli kepada Ahmad.

Hamdan mengangguk, "Wes dli, tenang saja, saya usahakan bisa merubah sifat Elena ke jalan yang lebih baik lagi. Dan insyaallah juga Elena tidak akan merasa kesepian lagi disini. Sampean tinggal duduk manis di rumah dan do'akan yang terbaik untuk Elena."

Guz & Ning Jatuh Cinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang