"Kepercayaan yang selama ini aku pertahankan, kini sudah runtuh oleh kenyataan pahit yang menyakitkan"
-HazzfaNaeema***
"Hazzfa?!"
"Fa?!"
Lelaki itu mengumpat saat ada seseorang yang meneriaki nama gadis di depannya ini, ia tahu itu bukanlah orang yang ia incar selama ini, suara itu... berbeda.
Dengan cepat ia memakai bajunya yang tadi dilepas olehnya, membekap gadis di depannya ini hingga membuat Hazzfa tak bisa bernafas dan berujung pingsan. Ia membawa Hazzfa masuk ke dalam lemari besar yang ada di kamar gadis itu, ya untuk sementara mungkin mereka akan bersembunyi disitu.
Sedangkan disisi lain, lelaki itu-Danu sedang berusaha untuk membuka pintu yang terkunci dari dalam.
Ia terus berusaha mendobrak pintu kamar itu saat mendengar Hazzfa yang ingin menjerit tapi seakan-akan ia di bekap oleh seseorang.
"Oke Nu, keluarin tenaga algojonya!" semangatnya pada diri sendiri.
Brak!
Gagal.
Brakk!
Gagal lagi.
BRAKKK!
Berhasil.
Ia berhasil mendobrak pintu kamar gadis itu, namun yang ia cari kini kosong, tak ada siapa-siapa dikamar ini tapi kenapa tas sekolah Hazzfa berada di depan tadi? Dan kenapa ada ponsel gadis itu? Apakah Hazzfa mandi? Ah, tapi tidak mungkin. Buktinya tidak ada suara apapun yang berasal dari toilet.
Bulu kuduknya berdiri seketika, mengapa suasana jadi mencekam seperti ini? Sialan sekali.
Ia ingin sekali lari dan keluar dari rumah ini, tapi firasatnya seperti mengatakan bahwa ada gadis itu di kamar ini. Tapi jujur saja, ia juga sudah terlanjur merinding karena memang rumah Hazzfa termasuk rumah yang sangat sepi, seperti tak ada kehidupan.
Danu memutuskan untuk keluar dari rumah gadis itu, ia yakin pasti ada seseorang selain dirinya dan Hazzfa dirumah ini. Dirinya menunggu didepan komplek sambil jaga-jaga untuk melihat rumah gadis itu. Entah apa yang ada di hatinya, ia tak ingin gadis itu kenapa-kenapa, ia khawatir, sangat khawatir, sungguh.
Dan entah mengapa, saat bertemu dengan Hazzfa, rasanya wanita itu berbeda dengan wanita-wanita yang lainnya. Tatapan sendunya, senyuman manisnya, dan pipi chubby yang membuat dirinya semakin terlihat imut. Tapi Danu tahu, dari matanya terlihat jelas bahwa wanita itu menyimpan banyak kesedihan. Karena memang terkadang, orang yang tertawa kencang justru dia adalah orang yang mempunyai kesedihan paling dalam.
"Mau pulang, tapi gimana kalo Hazzfa-nya keluar? Ngga pulang, tapi gimana kalo ngga dikasih kepastian?"
"Ck! Nasib banget jadi jomblo,"
"Banyak yang suka, tapi ceweknya alay-alay. Dikit-dikit, aaa" ucapnya sambil menye-menye mengikuti gaya wanita yang sedang ngambek. Kalian gitu ngga? Ngga kan?
"Aing teh butuh kepastian euy!"
Ocehan-ocehan yang keluar dari mulutnya terhenti saat ia tersadar bahwa ada sebuah mobil yang keluar dari rumah gadis itu, tapi entah siapa. Dengan hati yang sangat khawatir ia menancap gas dan langsung menyelip sana-sini untuk mengejar mobil tadi.
"Tuh mobil yang nyetir orang apa titan ya?" tanyanya pada diri sendiri sambil mengejar mobil di depannya yang terlalu cepat seperti kecoa terbang.
Ia terus mengikuti mobil itu tanpa dicurigai oleh pemiliknya. Hatinya tidak tenang, ia yakin pasti Hazzfa ada di dalam sana.
Matanya membulat saat mobil di depannya terhenti. Jantungnya berdegup kencang saat melihat gadis yang ia kenali berada di dalam gendongan pria yang tak ia tahu.
![](https://img.wattpad.com/cover/248470234-288-k551720.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Is Fake
Teen FictionBagaimana jika jadinya aku hanyalah butiran debu bagi kamu yang benar-benar batu? Butiran debu yang hanya di lewatkan dan tidak di pedulikan. Bagaimana jika jadinya aku tetap mencintaimu walaupun sikapmu berbanding terbalik denganku? Apa aku harus m...