HAFFAZ ATALARIC, seorang lelaki tampan yang memiliki jiwa bad boy dan terkenal di saentro sekolahnya. Tak heran si, jika ia sangat dikenal dengan satu sekolahnya. Lelaki yang memiliki paras tampan itu mempunyai sikap yang sangat nakal, namanya juga bad boy dan bisa di bilang juga ia fuck boy. Kenapa begitu? Karena dirinya yang sudah mempunyai pacar namun masih saja menggoda wanita lain. Ganteng, tapi... ah sudahlah.
HAZZFA NAEEMA, wanita cantik yang memiliki tubuh mungil ini mempunyai sikap humble dan care pada semua orang. Tapi, menjadi seorang kekasih dari lelaki yang terkenal di sekolah bukanlah hal yang mudah untuk menjalani hari-harinya. Banyak sekali siswa yang tidak menyukai dirinya, terutama para wanita. Tapi, ia hanya acuh akan semuanya. Bagi dirinya, ia tetaplah diri sendiri. Karena kita hidup, bukan ingin membuat mereka terkesan kan?
1 tahun menjalani hubungan bukanlah waktu yang singkat. Hari ini, tanggal 26 April 2021 adalah hari istimewa bagi Hazzfa. Di tanggal itu, dimana dirinya sah menjadi kekasih dari seorang Haffaz Atalaric. Bukan sah menjadi istri loh yaaaaa!
Di hari ini, dirinya dan Haffaz sudah genap menjalani hubungan yang lamanya 1 tahun. Hazzfa sudah mempersiapkan hadiah yang dibelinya untuk ucapan terima kasih telah menemani dirinya selama 1 tahun ini.
Ia berjalan menuju Rooftop tempat dimana Haffaz sering sekali bolos pelajaran dengan alasan malas. Ia menaikki anak tangga dengan senyum sumringah. Ah tak sabar ingin melihat wajah tampan kekasihnya.
Ia membuka knop pintu Rooftop dengan senyum yang masih mengembang. Matanya menelusuri tiap sisi-sisi Rooftop itu dan tatapannya terhenti pada seorang lelaki yang tengah tertawa dengan sahabat-sahabatnya. Dirinya berjalan sambil menggenggam erat paper bag yang berisikan jam tangan couple untuk dirinya dan juga Haffaz.
"Bro! Pujaan hatimu tuh!" ucap Raka menepuk bahu Haffaz yang memang berada disebelahnya.
"Bawa apaan tuh kekasih lo?" ujar Farel dengan nada kepo.
"Bawa makanan buat pak ketu!" seru Zidan diiringi tawanya.
Haffaz hanya menatap datar teman-temannya, dan tatapannya beralih pada Hazzfa yang kini tersenyum kearahnya.
"Boleh gue bicara berdua sama Haffaz?" tanya Hazzfa pada teman-teman kekasihnya.
"Boleh, boleh bangettt!' sahut mereka bersamaan.
"Bro! Gue tunggu di kantin!" ucap Raka lalu meninggalkan sepasang kekasih itu berdua diatas sana.
Hazzfa memandang wajah tampan kekasihnya dengan senyuman manisnya, mengingat hari ini adalah hari genapnya ia berpacaran dengan Haffaz membuat ia bahagia. Berbeda dengan Haffaz yang menatap gadis didepannya ini dengan sangat datar sekali.
Hazzfa memberikan paper bag yang berisi jam couple itu pada Haffaz, dan diterima olehnya.
"Happy anniversary buat kita yang genap ke 1 tahun," Hazzfa mengucapkan selamat itu dan langsung memeluk tubuh Haffaz. Baru saja ia memeluknya, tangan kekar Haffaz dengan kasar menarik tubuh Hazzfa agar lepas dari pelukannya. Dan dengan terpaksa gadis itu melepaskan pelukannya sambil menatap lelaki itu dengan tatapan sendu.
"Ini buat gue?" tanya Haffaz mengamati paper bag yang diberikan oleh Hazzfa untuk dirinya. Lantas, gadis itu mengangguk senang. Senang karena hadiah darinya diterima oleh Haffaz, kekasihnya.
Haffaz membuka paper bag itu dan mengambil isinya. Jam tangan couple warna hitam dengan desain sederhana.
Hazzfa tersenyum bahagia saat kekasihnya itu membuka hadiah pemberian darinya. Sangat senang rasanya melihat Haffaz yang membuka hadiah itu.
Lelaki itu mengambil dua jam tangan itu lalu berdiri menghadap Hazzfa yang masih tersenyum bahagia. Ia menatap jam tangan itu lalu beralih pada wajah gadis itu. "Ini buat gue? Yakali!"
"Murahan! Kayak lo!"
Lelaki itu melemparkan jam tangan itu dengan kuat hingga hancur berserakan. Hati Hazzfa sakit melihatnya. Harapannya pupus, benteng pertahanannya pun hancur. Lagi-lagi ia diperlakukan seperti ini oleh Haffaz yang notabenenya adalah kekasihnya. Tidak bisakah Haffaz bersikap lembut pada dirinya sekali saja? Atau hanya sekedar menghargai saja, itu sudah cukup bagi Hazzfa.
Walaupun dirinya sudah terbiasa dengan sikap kasar Haffaz padanya, tetap saja yang namanya hati tidak bisa dibohongi. Jika hati berkata cinta, maka cinta. Jika hati berkata sakit, maka sakit. Begitulah kira-kira. Bahkan saat Haffaz menduakan dirinya dengan Selin, si gadis famous disekolah ini, dirinya tak marah. Hanya kecewa, namun dipendam.
"Gue udah pernah bilang sama lo, jangan kebanyakan menghayal kalo gue bakalan nerima pemberian murahan lo itu!"
"Pantesan diri lo murahan, ternyata barangnya juga murahan. Cocok sih,"
"Jelek, miskin, murahan! Kasian banget diri lo. Udah miskin murahan lagi!" maki Haffaz terus menerus tanpa henti.
Begitulah Haffaz, hampir setiap hari ia memaki Hazzfa dengan kata-kata kasar yang tak enak didengar. Namun Hazzfa tetaplah Hazzfa si gadis rendah hati yang tak pernah marah dengan lelaki itu walaupun kekasihnya telah merendahkan dirinya, bahkan didepan banyak orang.
Kekasihnya kini telah berubah, tak sama seperti dulu. Sudah berbulan-bulan Haffaz memperlakukan dirinya seperti ini. Merendahkan, menginjak-injak harga dirinya, memaki dan masih banyak lagi perlakuan pedas Haffaz pada gadis itu.
Haffaz berjalan dan dengan sengaja ia menginjak tangan gadis itu yang sedang memunguti jam tangan yang sudah hancur itu. "Aww!"
Teriakan ringisan terdengar ditelinga lelaki itu. Ia terus berjalan tanpa memperdulikan Hazzfa yang meringis kesakitan.
Gadis itu meneteskan air matanya, melihat jam tangan couple yang sudah hancur tak terbentuk. Mengapa kekasihnya bersikap kasar pada dirinya? Apa salah Hazzfa? Apa ia telah membuat kesalahan fatal? Tapi apa? Bahkan Hazzfa pun tak pernah membuat masalah dengan Haffaz.
Ia berdiri sambil menggenggam erat kedua jam itu. Tangan kanannya ia pakai untuk menghapus air matanya yang mengalir. Tidak perlu di hancurkan seperti ini apa tidak bisa? Bukankah harusnya bisa kan? Tapi kenapa Haffaz dengan enteng menghancurkannya? Bahkan jika dihargai saja sudah membuat Hazzfa senang.
Hazzfa itu gadis yang penyabar, buktinya selama setahun menjalin hubungan dengan Haffaz yang kasar saja ia tetap bertahan, tetap berusaha kuat untuk terlihat baik-baik saja. Itu tidak mudah. Hanya dalam waktu satu bulan lebih Haffaz memperlakukan dirinya layaknya seorang kekasih. Tapi selebihnya itu, ia... you know lah.
Ia tersenyum, bukan senyum manis yang biasa ia perlihatkan pada teman-temannya. Melainkan dengan tersenyum miris menatap jam tangan couple yang hancur itu, seperti hatinya yang juga hancur.
"Hati aku sakit Faz, sakittttt banget. Kapan kamu berubah seperti dulu?"
***
hi i'm dalarassati, just call dala🐼maaf apabila ada kesamaan alur, tokoh, tempat, nama, karakter ataupun yang lainnya. karena ini murni dari pemikiran sendiri.
jika tidak suka tidak usah dibaca🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Is Fake
Teen FictionBagaimana jika jadinya aku hanyalah butiran debu bagi kamu yang benar-benar batu? Butiran debu yang hanya di lewatkan dan tidak di pedulikan. Bagaimana jika jadinya aku tetap mencintaimu walaupun sikapmu berbanding terbalik denganku? Apa aku harus m...