EVERYTHING IS FAKE | 15

2.5K 211 51
                                    

Aku sedih, bingung, nama cast-nya di ganti atau ga?🥺
Komen yaaa, kasih aku masukan dan saran:(

***

Kedua gadis itu kini sudah berada di hadapan pak Saitoni, yang kerap di sapa pak Saiton Botak oleh murid-muridnya, guru BK yang menurut mereka galak tapi lucu lucu goblok. Mereka berdua saling melayangkan tatapan tajam satu sama lain, membuat pak Saitoni menghela nafasnya kasar. Sangat capek rasanya berurusan sama cewek yang keras kepala.

"Kenapa kalian ribut?" tanyanya dengan menatap kedua wanita yang masih sama-sama melayangkan tatapan tajam.

"Kalian dengar saya?"

"Denger!" jawab keduanya barengan.

Ia menghela nafasnya, memang jadi guru harus sangat-sangat sabar menghadapi muridnya. "Biya, jawab pertanyaan saya, kenapa kalian ribut?"

Biya menatap ke arah pak Saitoni dengan tatapan yang masih menajam, membuat guru itu meneguk air liurnya dalam-dalam.

"Karena dia buat sahabat saya malu di kantin, banyak murid lagi" ucapnya.

"Kepedean banget sih lo!" Selin yang tak terima.

"Nuduh nih dia pak!"

"Heh sialan! Lo sangka mata gue buta ngga bisa liat kaki lo yang jelek itu sengaja buat Hazzfa jatuh?!"

"Kaki gue mulus kali! Ngga kaya kaki sahabat lo item dekil!"

"Tapi sayang banget, ngga semulus hatinya!"

"Lo?!"

"Apa hah? Apa?!"

Sungguh, pak Saiton di buat bingung oleh kedua muridnya ini. "SUDAH SUDAH DIAM!"

Mereka berdua diam saat guru bk di depannya ini menggebrak mejanya. Rasanya ingin sekali Biya menghilangkan Selin dari muka bumi ini!

"Sahabat kamu yang jatuh kenapa kamu yang marah sama Selin?"

Biya memutar bola matanya malas, beginilah para guru, selalu membela yang salah di bandingkan dengan yang benar. Apalagi Selin adalah anak dari salah satu donatur sekolah ini.

"Bapak Saiton botak yang terhormat,"

"Toni," ucapnya membenarkan.

"Kalo nge-bela yang salah tetep ajalah namanya SAITON!"

"Lo bisa diem ngga sih kalo lagi di omongin guru?!" kesal Selin pada Biya yang terus-menerus melawan.

Biya hanya diam, tak menjawab, dari pada emosinya memuncak lebih baik ia tak menjawab.

"Udah deh pak yang salah tuh si mak lampir ini!"

"Enak aja lo!"

"Apaan lo ngelak-ngelak!"

"Lo yang apa-apaan nuduh gue segala!"

"Heh bidadari iblis! Sadar diri!"

"Lo yang sadar diri!"

Everything Is Fake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang