EVERYTHING IS FAKE | 38

1.2K 121 14
                                    

hai, buat sobat yang belum baca part 36-37, itu ada di Instagram aku yaa.
aku bakalan post disini juga, tapi gatau deh kapan.
nanti-nanti kali ya hahaha🤪

yang mau kasih aku kritik ataupun saran, bisa langsung DM aku🤗

thank u sobat!❤️

yang masih manggil author/mimin, kita musuhan😡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yang masih manggil author/mimin, kita musuhan😡

Apabila bisa bertemu dengan Tuhan, aku akan berkata kepada-nya bahwa hidup ini adalah secangkir kopi yang tak pernah aku minta.

Hidup yang tak pernah ia sangka akan seburuk ini sangat melukai hatinya. Mempercayai orang yang sangat dekat dengan kita bukan berarti orang itu bisa menghargai kepercayaan yang kita beri. Bisa saja, orang terdekat yang kalian percaya, mengkhianatinya. Sama seperti dirinya saat ini.

Terkadang, ia berpikir bukan inilah hidup yang ia inginkan. Kekosongan, kesepian, kesenduan dan kepahitan terus berada didalam dirinya.

"Ra?"

Gadis itu menoleh kearah lelaki yang memanggil dirinya. Ia menatap tajam laki-laki didepannya ini.

"Lo jahat..."

"... Lebih jahat dari seorang bajingan!"

Hazzfa menghapus setetes air mata yang jatuh dipipinya. Ia takkan diam lagi, ia takkan takut lagi kepada siapapun. Kini, dirinya bukan Hira lagi, tapi HAZZFA. Si gadis yang dipandang bodoh dan lemah akan berubah menjadi gadis yang kuat dan pemberani.

"Apa maksud lo?" tanya Danu, heran.

Ia terkekeh kecil mendengarnya, lalu menghembuskan nafasnya sambil tersenyum sinis.

"Gapapa, sayang"

"Aneh banget lo!" sahut Danu, dengan membuang wajahnya.

"Najis banget anjing gue manggil dia sayang!" umpat Hazzfa dalam hati.

Ia mendekatkan dirinya dengan Danu, mengambil tangan Danu untuk digenggam olehnya. Lalu ia bersandar dibahu lelaki itu.

"So, minggu depan kita jadi tunangan kan?" tanya Hazzfa dengan menoleh kearah Danu sambil menunjukkan senyum manisnya.

Bukan karena lelaki itu ia tersenyum manis, melainkan hatinya yang sedang bahagia, dikarenakan cintanya kini telah menyatu lagi.

Bersatu, untuk selamanya.

"Jadi dong, masa ngga" jawab Danu, mengelus rambut hitam milik gadisnya dengan sayang.

***

Senyum laki-laki itu tak pernah pudar saat ia berhasil menemukan gadis yang di cintainya walaupun dengan bantuan orang lain, ia tak terlalu peduli untuk itu. Yang ia inginkan sekarang adalah membawa gadisnya pergi dari Negara ini, dan memulai kisah mereka dari 0 hingga ABADI SELAMANYA.

Tapi sekarang harus ada masalah yang ia selesaikan untuk mengeluarkan gadisnya dari kegelapan yang menyelimutinya. Ia tak ingin membuatnya gadis itu menangis lagi hanya karena lelaki bajingan seperti dirinya. Ia telah berjanji kepada dirinya sendiri, bahwa ia akan membuat gadisnya bahagia, sebahagia mungkin.

Ia mengelus foto Hazzfa dengan cinta dihatinya. Ia sangat merasa, bahwa dirinya tak pantas untuk gadis lemah lembut seperti Hazzfa. Ia tahu bahwa gadisnya sangat mencintai dirinya, dan begitupun sebaliknya.

Seminggu lagi adalah acara Pertunangan Hazzfa dan Danu, ia tak siap untuk itu. Namun, ia akan berjuang untuk menyelamatkan gadisnya, untuk kembali kepelukannya lagi. Karena pada kenyataannya, ia selalu meminta kepada Tuhan, agar cintanya terus dipersatukan, abadi untuk selamanya.

Ponselnya berdering mendapat panggilan, ia tersenyum saat melihat nama yang tertera diponselnya. Dengan cepat, ia mengangkatnya.

"Halo?"

"Kangen ngga?"

Ia tersenyum saat gadisnya bertanya seperti itu.

"Kangen banget,"

"Mau ketemu?"

"Emang kamu bisa?"

"Apasih yang ngga bisa buat kamu, hahahah!"

"Aku tunggu ditaman central park,"

"Bye!"

Dengan segera gadisnya menutup telepon itu, dan Haffaz bersiap-siap untuk bertemu sang gadis.

Hanya butuh waktu beberapa menit untuk dia sampai disana, ya karena Apartemen yang ia singgahi tak terlalu jauh.

Ia melihat Hazzfa yang telah duduk dikursi taman sambil memainkan ponselnya. Jujur saja, ia masih tak menyangka dengan takdir Tuhan yang sekejam ini. Apakah pantas, gadis baik dan lemah kembut seperti Hazzfa terus disakiti oleh manusia yang tak punya hati? Termasuk dirinya.

"Hei! Kamu ngapain berdiri terus? Duduk sini!" suruh Hazzfa yang langsung menyeret lengan lelaki itu.

"Kamu tau kan, pertunangan aku seminggu lagi?" tanya gadisnya.

Haffaz hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kamu siap untuk hadir diacara itu?"

"Siap,"

"Aku mau kamu berhasil, untuk bawa aku keluar dari kegelapan ini"

Hatinya berdenyut sakit saat Hazzfa berbicara seperti itu, rasanya ia sangat bodoh sekali telah menyakiti hatinya.

"Kamu percaya sama aku?"

"Percaya,"

"Kalo gitu, kamu juga harus percaya sama takdir Tuhan"

"Tuhan ngga pernah jahat kayak aku, dia baik. Hanya saja dia memberi kamu masalah yang begitu berat karena Tuhan percaya kalo kamu itu wanita kuat yang ia pilih,"

"Aku pernah ngga percaya adanya Tuhan, tapi setelah bertemu dengan kamu lagi, aku percaya bahwa takdir Tuhan itu indah."

"Dan kita harus melewati proses-proses menyakitkan lebih dulu,"

"Dan satu lagi, aku juga minta sama Tuhan, agar Cinta kita abadi untuk selamanya,"



Everything Is Fake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang