EVERYTHING IS FAKE | 42

996 95 28
                                    

"Lagi dan lagi, aku harus merasa kehilangan"
-HazzfaNaema

___

Hujan yang sangat deras membuat pesawat tidak seimbang. Ditambah lagi dengan adanya awan cumulonimbus yang sangat berbahaya.

Pesawat Air Atlanta dengan nomor penerbangan C-17, kini telah terperangkap diawan yang berbahaya ini.

Hazzfa terus memeluk laki-laki disampingnya sambil menghirup oksigen yang semakin lama semakin menipis. Ia menangis, hatinya begitu sakit saat ini. Jujur saja, dalam hati ia berkata 'Jika benar ini akhir hidupnya, terima kasih tuhan karena telah mengembalikan cinta yang dulu hilang'

Pesawat dengan ketinggian 30.000 kaki itu tiba-tiba turun menjadi di ketinggian 200 kaki. Di duga ada kondisi gawat darurat, dan mesin pesawat mati hingga menyebabkan pesawat jatuh dilautan yang terbentang luas.

Teriakan para penumpang terdengar jelas oleh sepasang kekasih itu. Tuhan! Tolong, sekali saja beri kami kesempatan lagi.

"Aaaaaaa!"

"DUARRR!!!"

Beberapa menit dengan setengah kesadaran, Haffaz berusaha membuka sabuk pengamannya dan juga sabuk pengaman kekasihnya. Pesawat itu telah hancur, banyak sekali luka bakar ditubuhnya, tapi ia tak mempermasalahkan itu. Ia hanya ingin menyelamatkan gadisnya, hanya gadisnya.

Haffaz menggendong Hazzfa membawanya keluar dari pesawat tersebut. Ia mengambil satu puing-puing sayap pesawat yang menurutnya lumayan besar. Dengan cepat, ia menaikkan gadisnya diatas patahan sayap pesawat itu. Ia terus memanggil nama gadisnya, sambil terus memberikan nafas buatan walaupun dirinya...

...harus menahan sakit.

"Hazzfa!"

"Fa, bangun aku disini,"

"Please, Fa!"

"Sayang... bangun,"

Uhuk uhukk!

Suara batuk gadis itu membuat senyum dibibirnya mengembang. Ia menaikki puing-puing sayap pesawat itu dengan pelan agar tidak membahayakan Hazzfa. Ia duduk disamping gadisnya, memeluk gadis itu dengan erat. Entahlah, mungkin hanya mereka berdua yang selamat.

Keadaan sekarang pun sudah sangat malam, artinya udara pun sangat dingin. Hanya ada Haffaz dan gadisnya dilaut yang tak mereka ketahui ini.

"Haffaz? Kamu ngga papa?" tanya Hazzfa dengan wajah yang sangat khawatir.

Haffaz menggelengkan kepalanya, lalu mengelus lembut rambut gadisnya yang sangat basah. "Aku ngga papa,"

"Maaf,"

"Maafin aku udah maksa kamu untuk pulang cepat ke indonesia," tangis gadis itu pecah didalam pelukan Haffaz. Ia tak menyangka jika terjadi seperti ini.

Ia mengangguk meng-iyakan ucapan gadisnya. "Yang paling penting sekarang, kamu selamat"

"Kamu juga," lanjut Hazzfa dengan air mata yang terus mengalir.

Everything Is Fake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang