EVERYTHING IS FAKE | 14

2.7K 202 51
                                        

Happy Reading!

maaf sebelumnya, aku mau tanya.
kalian keberatan ga sama tokoh nama-nya yang hampir sama?
kalau emang keberatan, soon bakal aku ganti🤗

yuk klik bintang di bawah kiri🥴
thx u!

***

"Neng Dira ku sayang!" goda Zidan pada salah satu teman seangkatannya itu.

Wanita itu hanya menatap jijik lelaki playboy di depannya yang kini menggoda dirinya dengan menggunakan kata sayang.

"Jangan natap gitu dong, abang kan jadi tersipu malu" kata Zidan dengan pedenya.

"Najis!" semprot Dira dengan mendelik.

"MAMPUS!"

"MAKAN TUH NENG-NENG!"

"ASLI KEREN NGGA BOONG!"

Ejekan dari Haffaz, Raka dan Farel membuat Zidan menatap mereka dengan tatapan tak bersahabat, berbeda dengan Dira, wanita yang sudah 1 tahun ia kejar-kejar tapi tak di respon sama sekali. Padahal, dirinya itu ngga jelek-jelek amat, pikirnya.

"Neng Dira, ihhh!" rengeknya di sebelah wanita itu.

"Lo bisa diem ngga sih! Ini kantin udah rame di tambah rame lagi sama bacot lo!"

"Astaghfirullah," ucap Farel sambil mengelus dadanya, apalagi tujuannya kalau bukan mengejek temannya itu.

"Busettt pedesss! Kayak ibu-ibu di komplek gue!" ledek Raka tertawa.

"Lo kenapa sih ngga suka sama gue? Secara-kan gue ngga jelek-jelek amat!" Zidan yang mulai kesal.

Dira hanya memutar bola matanya malas. Kantin sudah panas, di tambah ada setan fuck boy di sebelahnya. "Karena lo fuck boy!"

Zidan tersenyum simpul pada gadis di depannya ini, membuat Dira bergidik ngeri atas senyuman itu. "Oh, berarti lo cemburu kan sama gue, karena gue punya banyak cewek?"

Godaan Zidan mampu membuat Dira bertambah kesal, dengan hati yang sangat dongkol gadis itu melemparkan tisu dan langsung pergi dari kantin, lebih tepatnya dari hadapan lelaki itu, Zidan. "NAJIS!"

"Neng Dira ih!"

"NENG DIRA TUNGGU!"

"HAHAHAHA!"

Gelak tawa dari teman-temannya itu membuat Zidan setengah kesal, tapi ia tersenyum kembali saat melihat tisu yang ada di genggamannya, lumayan lah.

Ia menaruh tisu yang tadi di lempar oleh Dira ke kantung celananya dengan hati-hati. Haffaz, Raka, Farel? Tentu saja mereka heran dengan sikap+++kelakuan sahabatnya yang satu ini.

"Dih, ngapain tisunya lo kantongin?" heran Farel.

"Mayan, ada wangi neng Dira" santainya lalu memakan bakso di depannya.

"Bangsat! Itu punya gue!" ucap Raka yang langsung mengambil baksonya kembali.

"Minta Rak, dikit"

Everything Is Fake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang