EVERYTHING IS FAKE | 27

1.6K 138 9
                                    

"Melihat dirimu terbaring lemah saja hatiku sakit, jadi bagaimana jika aku kehilanganmu? Mungkin hatiku akan hancur."

***

Saat perlahan Bara menarik pistolnya ke arah Raka, mereka semua panik terkecuali memang Bara yang tersenyum kemenangan. Namun, saat sebentar lagi pistol itu akan mengenai Raka, salah satu gadis berdiri di depan Raka memeluk pinggang lelaki itu dengan erat.

DORRR!!!

Biya- gadis itu terjatuh di dalam pelukan kekasihnya. Ia berhasil, ia berhasil menyelamatkan orang yang ia sayangi, tanpa memikirkan bagaimana seseorang itu kehilangan dirinya. Biya, gadis itu terbaring lemah, dengan darah yang terus mengalir dari punggungnya. Bayangkan saja, peluru itu menembus punggung belakangnya, sakit banget tuh:(

Pandangan Raka jatuh kepada Bara yang tengah gemetaran akibat salah tujuan. Demi apapun, Bara tak sengaja. Bahkan ia saja berniat untuk menembak Raka karena telah membongkar semua rahasianya, namun kenapa harus Biya yang tertembak?

Raka mendekati Bara dengan tatapan tajam, tanpa basa-basi ia membogem Bara berkali-kali hingga lelaki itu terjatuh hampir tak sadarkan diri. Ia tak peduli, kini hatinya tak ada belas kasihan untuk cowok brengsek di depannya ini. Hatinya hancur saat melihat Biya yang tertembak dalam pelukannya, akankah ia kehilangan bidadari-nya? Ya tuhan! Raka sama sekali tak sanggup. Ia belum membahagiakan Biya, satu-satunya wanita yang sangat ia cintai.

BUGH!

"BANGSAT LO ANJING!"

BUGHH!

"KENAPA LO LAKUIN INI ANJING HAH?!!"

BUGHHH!!!

"ANJING BANGSAT IBLIS ARGHHH!!!"

Tak ada yang bisa menghentikan Raka saat ini. Lelaki itu dipenuhi oleh amarah yang memuncak. Bagaimana tidak? Jika kalian melihat secara langsung gadis yang kalian cintai terkapar lemah di dalam pelukannya? Bahkan, Haffaz saja tak bisa memisahkan antara Raka dan Bara.

Dan kini, untuk kesekian kalinya, lagi dan lagi.

Hazzfa- gadis itu memangku kepala Biya, ia menangis, rasanya tak sanggup melihat untuk kesekian kalinya orang yang kalian sayangi berada dalam nafas terakhirnya. Kehilangan lagi? SIAL! Bahkan dirinya saja benci dengan kata-kata itu.

Sudah cukup. Sudah cukup penderitaan yang ia alami selama ini. Jika dirinya boleh minta, ia akan minta pada Tuhan, untuk dirinya saja yang berada pada posisi sahabatnya, bukan Biya.

Hanya bisa menangis saat sahabatnya itu menunjukkan senyum keterpaksaan. Sakit, hancur, patah berulang-ulang kali. Kehilangan untuk kesekian kalinya adalah hal yang paling menyakitkan. Menyaksikan untuk kedua kalinya orang yang kalian sayangi menghembuskan nafas terakhirnya. Ia tak sanggup, ia tak kuat.

"F-fa," panggil Biya yang terbata-bata akibat menahan sakit.

"S-sakittt," ucapnya lagi membuat hati Hazzfa teriris mendengarnya.

Tangisan Hazzfa semakin menjadi-jadi. Ia tak kuasa mendengar ringisan paling menyakitkan. "B-bi, please! Bertahan Bi," pinta Hazzfa memohon pada sahabatnya itu.

Everything Is Fake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang