EVERYTHING IS FAKE | 40

1K 105 25
                                        

HAPPY READING TEMAN!❤️

____

Tak ada yang memisahkan cintanya lagi sekarang, kini mereka berdua telah menyatu layaknya cinta yang takkan pernah terpisahkan. Hazzfa, gadis itu masih tak percaya pada takdir Tuhan. Benar memang, bahwa manusia hanya perlu menikmati prosesnya saja.

Laki-laki disampingnya hanya sibuk dengan laptop yang berada didepannya itu. Ia sangat bosan sekali, rasanya ia ingin pulang ke Indonesia hari ini untuk menemui Biya. Ia sudah sangat merindukan gadis itu.

"Haffaz?"

"Hm..."

"Kita ngga bisa pulang besok?" tanya Hazzfa dengan wajah memelas.

Haffaz menghela nafasnya. "Mau besok? Oke," finalnya.

"Tapi ada yang ingin aku omongin sama kamu,"

***

Hari ini adalah hari kepulangan mereka ke Indonesia. Sebenarnya Haffaz ingin sekali menghabiskan waktunya dengan gadis kesayangannya dinegara itu, tapi karena Hazzfa yang meminta pulang apa ia bisa menolak?

Tentu saja tidak.

Kini mereka berdua telah berada dibandara menunggu panggilan pesawatnya untuk Take Off.

"Kamu ngetik apaan diponsel?" tanya Hazzfa yang berusaha melihat ponsel milik Haffaz namun dilarang oleh laki-laki itu.

"Haffaz ih! Selingkuh ya?!"

"Ngga!"

"Bohong! Buktinya aku ngga boleh liat,"

"Liatnya nanti kalo kita udah sampe di Indonesia," jawab Haffaz sambil mematikan ponselnya.

'Good night passengers. This is the announcement of the preboarding of flight 87B to Indonesia. We now invite passengers to start boarding the plane at this point. Please have your boarding pass and identification ready. Regular boarding will start in about ten minutes. Thank you.'

Sepasang kekasih itu tengah berjalan menuju pesawat yang akan mereka naiki. Senyum Hazzfa tak pernah luntur sejak kemarin kemauannya terturuti oleh laki-laki kesayangannya. Ia sangat bahagia, bahagia sekali rasanya.

Ternyata selama ini, dirinya salah paham memandang Haffaz dengan laki-laki yang tak punya hati.

Kini, mereka telah menduduki kursi, dengan Hazzfa yang berada didekat jendela pesawat. Sungguh bahagia, sangattt sangattt bahagia.

"Siap?" tanya Haffaz sambil memasangkan sabuk pengaman untuk gadisnya.

"Siap dong!"

Pesawat mereka kini telah lepas landas.

Dan sekarang sudah jam 08.30 malam. Haffaz menatap wajah cantik gadis yang berada disampingnya itu.

"Aku boleh ngomong sesuatu sama kamu?" tanya Haffaz dengan tiba-tiba.

"Sesuatu? Sesuatu apa?"

"I Love U,"

"Haffaz!" ucap gadis itu dengan malu.

Laki-laki itu hanya memandang wanitanya sambil terkekeh kecil.

"Aku serius," ucapnya menatap sendu mata gadis itu.

"Iya-iya,"

"I Love U Too," balas gadisnya membuat senyuman terukir di bibir lelaki itu.

Haffaz sedari tadi bimbang, ia ragu untuk memberitahu kebenaran yang selama ini ia tutupi didepan gadisnya. Ia tak ingin, tak ingin membuat gadisnya merasakan sakit lagi untuk kesekian kalinya.

Apalagi, oleh dirinya.

Ia hanya ingin gadisnya bahagia, mulai hari ini, esok dan selamanya.

"Fa,"

"Iya?"

"Kamu tau? Kenapa Jarjit kalo pantun suka bilang dua tiga?" tanya Haffaz, tiba-tiba.

Hazzfa mengerutkan alisnya, memikirkan jawaban dari pertanyaan yang keluar dari mulut lelaki disebelahnya ini.

Ia menyerah sambil menggelengkan kepalanya. "Ah, aku ngga tau!"

"Nyerah?" goda Haffaz.

"Ck! Iya nyerah!"

"Mau tau jawabannya?"

Ia mengangguk bersemangat.

Dan Haffaz mendekatkan bibirnya ke telinga gadisnya.

"Karena yang nomor satu hanya kamu,"

Shit!

Siapapun! Tolong bawa dirinya loncat sekarang!

Jujur saja, ia malu sekaligus sangat sangat terbang dibuatnya. Eh, emang lagi terbang.

"Dan aku pengen kamu dengar satu pernyataan bukan pertanyaan,"

"Apa itu?"

Ia menatap manik mata sendu milik gadisnya.

"Aku hidup dengan satu ginjal,"

_____

sampai bertemu di Chapter berikutnya❤️

Everything Is Fake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang