happy reading!
yuk spam vote dan comment!🤪
***
"BANGSAT!"
Suara tegas nan lantang itu bergema, membuat seisi kantin terkejut dengan kedatangan Haffaz yang tiba-tiba. Nafas Haffaz memburu, tatapannya menajam ke arah gadis yang tak lain adalah Hazzfa yang sedang menunduk takut. Suara ringisan yang dibuat-buat oleh Selin terus terdengar di telinga Hazzfa maupun yang lainnya.
"Pasti drama bakalan mulai,"
"LO APAIN DIA BANGSAT!"
"LO PUNYA OTAK GA HAH?! DASAR MISKIN, GA PUNYA ATTITUDE LO?! JAWAB GUE!"
Hazzfa menaikkan kepalanya, matanya mulai berkaca-kaca menatap Haffaz dengan sendu. "F-faz,"
"GA USAH LO MANGGIL NAMA GUE! MINTA MAAF SAMA SELIN SEKARANG!"
"T-tapi bukan aku yang mulai duluan," ucapnya membela diri sendiri.
"ANJING! GUE BILANG MINTA MAAF, YA MINTA MAAF! LO BUDEK HAH?!"
Air mata Hazzfa lolos begitu saja, hatinya hancur, dirinya down telah dipermalukan didepan banyak murid bahkan hampir 1 sekolah berada dikantin. Tangan mungilnya menghapus air mata yang mengalir menatap Haffaz dengan sedikit takut.
"Tapi aku juga pacar kamu, Haffaz!" ucap Hazzfa menaikkan nada suaranya 1 oktaf.
"BERANI LO BENTAK GUE?! ASAL LO TAU YA BITCH! GUE PACARIN LO KARENA GUE KASIHAN LIAT LO YANG HIDUPNYA MISKIN! MENYENDIRI!"
"LO ITU CUMA PELAMPIASAN BUAT GUE! LO ITU NYUSAHIN, PEMBAWA SIAL, MURAHAN, PARASIT DI HIDUP GUE!"
Sudah cukup! Dirinya sudah sangat rendah dipermalukan depan banyak orang. Hancur, retak, patah itu yang ia rasakan pada hatinya. Mengapa Haffaz tega mempermalukan dirinya didepan publik hanya karena membela wanita yang jelas-jelas merusak hubungan dirinya dan juga dia? Mengapa Haffaz yang dulu ia kenal berbeda dengan Haffaz yang sekarang? Mengapa dan mengapa?!
Ia menatap Haffaz dengan tatapan tak percaya, menggelengkan kepalanya terus-menerus, berharap agar omongan Haffaz tak sepenuhnya benar.
"LO TAU? LAMA-LAMA GUE MUAK LIAT MUKA JELEK LO! JIWA MISKIN LO! KENAPA LO GA MATI AJA SIH? HIDUP LO JUGA NYUSAHIN!"
Ada banyak tatapan dari siswa-siswi, rasa iba, rasa kasihan, rasa puas dan masih banyak lagi. Hazzfa sudah tidak kuat berada disitu lebih lama lagi, ia mencoba untuk berhenti menangis, melangkahkan kakinya mendekati Haffaz yang kini dilanda amarah.
"Bahkan, aku juga muak dengan sikap kamu!" tekannya dengan getir. Dapat Hazzfa lihat bahwa kini Selin tengah tersenyum puas ke arahnya. Ia pergi dari sana menerobos kerumunan yang menonton kejadian ini. Sungguh sangat malu bagi Hazzfa yang direndahkan, seolah dirinya ini tak ada harganya. Di sumpahkan mati dengan pacar sendiri? Rasanya lebih sakit daripada tidak dianggap olehnya.
"Gue pastiin lo bakalan nyesel dengan ucapan lo, brengsek!" bisik Biya ditelinga Haffaz dengan nada yang tidak bersahabat.
Hazzfa terus berlari sejauh mungkin, tujuan satu-satunya adalah toilet. Ia memasuki satu bilik toilet, dan menangis sejadi-jadinya. Hatinya sakit, pikirannya terganggu dan mentalnya down. Dirinya hanya ingin bahagia apakah salah? Ayah, Bunda, bawa Hazzfa pergi dari dunia yang kejam ini. Hazzfa sudah tak sanggup lagi.
Setelah puas menangis didalam satu bilik toilet itu, ia keluar dengan mata yang sembab. Berjalan ke wastafel untuk mencuci mukanya terlebih dahulu tapi sebelumnya, ia memandang wajah di cermin wastafel itu. Seketika kenangan manis dan pahit itu terputar di otaknya.
"Kamu itu cantik, makanya aku jatuh cinta"
"Gue jatuh cinta sama lo? Ngimpi lo! Lo itu jelek plus miskin! Ga cocok bersanding sama gue, najis!"
Ia tersenyum miris didepan cermin itu, matanya kembali berkaca-kaca, ingin sekali menumpahkan tangisnya didalam pelukan bunda-nya, ingin sekali menceritakan semuanya pada ayah-nya, namun ia sadar, dirinya hanya sendiri ditemani dengan kesepian dan kesunyian yang terus melanda setiap harinya.
Berpura-pura untuk tidak apa-apa didepan semua orang bukanlah hal yang mudah. Harus menjadi kuat karena menerima caci-maki dari siswa-siswi yang membencinya. Dan sekarang, detik ini juga harga dirinya sudah hancur didepan semua orang. Dan itu karena kekasihnya sendiri. Tidak, tidak! Ia tidak boleh menyalahkan lelaki itu, karena ini memang kesalahannya telah berlebihan membalas jambakan dengan tendangan.
Biya terus bolak-balik didepan pintu toilet, ia tahu bahwa Hazzfa pasti ada didalam sana. Tapi ia bingung, apa ia harus masuk? Atau tidak? Ia tahu bahwa Hazzfa pasti sedang menginginkan sendiri tapi disisi lain ia ingin memeluk erat sahabatnya itu. Dirinya pun tak habis pikir dengan Haffaz yang enteng sekali menghina dan merendahkan pacarnya sendiri didepan banyak orang.
Lelaki macam apa itu?
Pintu toilet terbuka lebar dengan Hazzfa yang keluar dari sana. Biya berlari kecil dan langsung memeluk tubuh sahabatnya itu, seolah ia mengalirkan kekuatan. Kelakuan Haffaz pada Hazzfa itu sangat keterlaluan. Bahkan Biya yang bukan siapa-siapanya Haffaz saja sakit mendengar hinaan yang dia lontarkan. Bagaimana menjadi Hazzfa?
Hazzfa tidak terkejut lagi dengan pelukan tiba-tiba yang dilakukan oleh Biya sahabatnya itu. Inilah kenapa ia tidak mau kehilangan Biya. Dirinya sangat menyayangi gadis itu, Biya yang selalu memberi kekuatan padanya, Biya yang selalu membela dirinya saat ia dipojokan, Biya yang selalu merangkul dirinya walaupun ia dibenci semua orang. Hanya Biya, satu-satunya yang masih setia berada disisi Hazzfa, dan ia berharap, agar Biya terus menjadi sahabatnya, untuk selamanya.
"Fa, maaf" ucap Biya menatap sendu sahabatnya itu.
"Maaf? Maaf kenapa, Bi?"
"Maaf gue ngga bisa bela lo tadi," Biya menunduk dalam-dalam, tak kuat menahan air matanya yang ingin jatuh.
"Loh, loh. Kenapa nangis?"
"Gue ngga papa Bi. Jangan nangis dong, gue aja ngga nangis nih" bohong Hazzfa.
Biya tahu bahwa sahabatnya itu tengah berbohong. Tidak mungkin seorang wanita tidak menangis jika dikasari oleh lelaki. Biya benci ketika Hazzfa pura-pura kuat di depannya. Biya merasa seperti sahabat tak berguna, merasa dirinya buruk untuk Hazzfa. Namun wanita itu sering sekali bilang 'Lo itu terbaik buat gue, ngga usah ngerasa kalo diri lo buruk. Dan seburuk apapun lo, lo tetap sahabat gue Biy'
Hanya Hazzfa lah wanita yang sangat kuat yang pernah ia temui.
Hanya Hazzfa lah wanita rendah hati dan tidak pernah marah jika ia dibenci bahkan dihina depan banyak orang sekalipun.
Hanya Hazzfa, bagi Biya.
Wanita tangguh dan kuat, yang ada di dunia ini.
***
keterlaluan banget si Haffazzzzz!
minta diapain??yuk di vote
dan
spam comment!🤪semangat bagi yang menjalani puasa❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Is Fake
Teen FictionBagaimana jika jadinya aku hanyalah butiran debu bagi kamu yang benar-benar batu? Butiran debu yang hanya di lewatkan dan tidak di pedulikan. Bagaimana jika jadinya aku tetap mencintaimu walaupun sikapmu berbanding terbalik denganku? Apa aku harus m...