Happy Reading~~
*
*
*
*
"Mas Ji, yuhuuu!"Tok! Tok!
"Ganteng kuuu, yuk bangun sayang." Itu suara cantik dari Abelva Maharaja. Katanya, Abel itu ingin Jilan menepati janjinya kemarin. Jadi, siang-siang begini ia sudah membuat keributan di rumah lelaki itu.
"MAS JI, AYO BANGUN, IH!" teriak Abel yang sudah kesal menunggu Jilan bangun.
Tetapi, kekesalan itu langsung meluap, disaat sang pangeran kodok bangun dari mimpinya. Masih ganteng ternyata, walau ada kerak-kerak diujung bibir.
"Hai, Mas, ayo siap-siap."
"Siap-siap ke mana?" tanya Jilan dengan lesuh. Ia baru saja tidur jam 2 tadi. Karena keasikan nonton bola juga.
"Ke Dufan."
"Hah? Ngapain, Bel, ke Dufan pagi-pagi begini?"
"Pagi ndasmu! Sekarang udah jam 12 siang tau!"
"Emang iya, ya?" tanya Jilan sambil melihat ke arah jam dinding yang ada ditembok kamarnya.
"Udah sana Mas Ji mandi. Habis itu kita jalan-jalan ke Dufan. Inget, Mas Ji kemarin janji bakal beliin Abel apa aja. Cepet mandi, Mas." Abel mendorong tubuh jangkung Jilan menuju kamar mandinya, ia juga mengambilkan handuk untuk pemuda itu.
"Abel tunggu di bawah. Jangan lama-lama mandinya!" pesan Abel sebelum turun.
"Iyaaa, Abel," ujar Jilan sambil menarik hidung mancung Abel dan sehabis itu ia masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah memastikan Jilan mandi, Abel turun ke bawah. Untung Jilan bukan tipe orang yang kalau mandi itu lama. Jadi Abel tidak akan bosen menunggu Jilan untuk bersiap-siap.
<><><>
Abel mengendus-endus, mencari bau yang hidungnya sangat hafal. Yup, siapa lagi kalau bukan bau yang berasal dari minyak wangi Jilan.
"Ya ampun, Mas, kenapa bisa wangi banget sih?" seru Abel. ia mendekati Jilan yang masih sibuk memakai jam tangannya.
"Iyalah. Emang kamu, mandi gak mandi sama aja baunya," ejek lelaki itu seraya membenarkan rambutnya.
"Ihh, enak aja!"
"Aduh, duh, duh! Pada mau ke mana sih? Rapih amat," celetuk Lia, yang baru saja datang dari dapur.
"Rapih amat mah istrinya Nagita Slavina," ucap Jilan tak jelas.
"Eh, itu Raffi Ahmad. Mas Ji, Raffi Ahmad itu suaminya Nagita, bukan istrinya!" koreksi Abel, Jilan kalau sudah bertingkah absurd kadang membuat Abel lelah.
"Hehe, maaf ya Mas Raffi."
Abel memutar bola matanya malas. "Yaudah ayuk kita jalan, Mas," ajak Abel sambil menggandeng lengan Jilan.
"Biasa aja, Bel. Kita gak mau nyebrang, jadi gak usah gandengan tangan." Jilan melepaskan tangan Abel yang dengan nyaman nemplok dilengannya. Jilan memang tidak terlalu suka jika dipegang oleh orang. Mau itu perempuan ataupun laki-laki.
"Iya, iya. Eh, Mas Ji udah izin sama Mommy?" tanya Abel
"Mommy lagi pergi arisan, Kak. Jadi kata Mommy kalau misalnya mau pergi, ya pergi aja. Asalkan pulangnya jangan malam-mala," ucap Lia menyampaikan pesan dari Mommy nya.
"Oh ya udah, kalau gitu kita pergi ya. Jaga rumah baik-baik kamu," pamit Jilan terhadap adik tersayangnya.
"Assalamu'alaikum, Liaaa."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS JI
Fanfiction"Mas Ji, tungguin Abel, ih!" "Mas, awas---" 𝘽𝙧𝙖𝙠! "Tuh kan ketabrak pohon." *** Abelva Maharaja sangat menyukai dan mencintai Jilan Hanung Adhyaksa---seorang tetangga yang berasal dari Surabaya. Saat pertama kali melihat Jilan, Abel langsung te...