Happy Reading~~
*
*
*
*"Ray, si Abel ke mana?" Jilan bertanya kepada Raya, karena cewek itu sudah tidak ada ditempat ini.
"Tadi izin ke toilet sih."
Jilan mengangguk. Tubuhnya berbalik, kemudian mulai jalan lagi mencari anak dari tetangganya. Dia mengajak Abel ke rumah Travis— teman dari Cio— karena dia memang ingin mengerjakan tugas bersama.
Langkah Jilan terhenti kala ia melihat ada seseorang yang lagi jongkok disudut ruangan. Jilan mengambil sapu yang ada didekatnya, dengan perlahan ia berjalan menghampiri seseorang itu.
"Nih nyentuh lantai gak ya kakinya?" batin Jilan berkata. Takut-takut bahwa orang itu adalah hantu yang menghuni rumah Travis.
"AAAAA SETANNNN!" Jilan berteriak ketika melihat wajah orang itu ditutupi oleh sesuatu.
"SETAN? MANA SETANNYA? SINI AKU LAWANN!"
Jilan yang menutupi wajahnya karena takut, segera membuka kembali. Lebih terkejut lagi saat setan yang ia maksud adalah orang yang ia cari dari tadi.
"Kamu setannya," ujar Jilan. Sapunya ia taruh kembali ke tempat semula. Lalu ia menyentil dahi Abel.
"Duh, kok disentil sih?! Sakit tau." Abel mengusap-usap dahinya. "Masa orang cantik jelita gini dibilang setan."
"Lagian kamu ngapain mojok sih?" tanya Jilan.
"Karena Mas Ji, lah!"
"Karena saya gimana? Emang saya abis ngapain kamu?"
Abel langsung saja memukuli tubuh kekar Jilan. "Dari tadi Abel dicuekin."
"Cuekin apaan? Tugas saya aja belum selesai-selesai cuma karena kamu," balas Jilan yang tambah membuat Abel marah.
"Mas Ji aja cuma fokus sama cewek itu tuh. Yang di sampingnya gak dipeduliin."
"Hahaha, kamu sih jomblo. Kasian banget mojok liat orang pacaran." Jilan tertawa dengan mudahnya. Sementara amarah Abel sudah diujung tanduk, siap menerkam Jilan.
"Oh udah pacaran ya?" Abel menganggukan kepalanya. "Yaudah lah, Abel pulang sama Jaka ya, Mas."
"Eh, eh, eh, gak ada! Kamu tetep pulang sama saya. Enak aja pulang sama dia!" Jilan menarik tangan Abel yang ingin segera keluar.
"Lho, nanti pacar Mas Ji siapa yang anterin? Kasian tau, Mas," ujar Abel dengan raut wajah yang dibuat-buat.
"Sok tau sih jadi orang! Dia itu pacarnya Cio."
Seketika mata Abel melotot, mulutnya terbuka, urat-uratnya terlihat. "PACAR KAK CIO?!!" teriak Abel. "Padahal kita berdua baru PDKT-an."
"Wkwkw, cieee kalah start. Apalagi dia cantik, jadi model di kampus, pinter dance. Wahh, kamu mah kalah, Bel." Lagi-lagi pemuda itu menertawai kesedihan Abel. Pipinya sampai pegal.
"Diem deh! Gak ada yang lucu!" marah Abel sembari memperhatikan Jilan yang masih sibuk tertawa.
"WAHAHAHAHAHA." Dengan sengaja Abel membuat tawanya mengikuti Jilan. "Tuh mulut belum aja dijait."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS JI
Fiksi Penggemar"Mas Ji, tungguin Abel, ih!" "Mas, awas---" 𝘽𝙧𝙖𝙠! "Tuh kan ketabrak pohon." *** Abelva Maharaja sangat menyukai dan mencintai Jilan Hanung Adhyaksa---seorang tetangga yang berasal dari Surabaya. Saat pertama kali melihat Jilan, Abel langsung te...