Happy Reading~~
*
*
*
*Pukul tujuh lewat delapan menit. Jilan memejamkan matanya setelah melihat jam tersebut. Ia sudah bersiap pergi bersama Anjello dan Shakira untuk kembali mencari gadis itu.
Ia juga sudah menelepon Siska serta Clara untuk menanyakan posisi mereka agar ia bisa lebih mudah mendatanginya. Ia memang tidak langsung memberitahu bahwa Abel tengah menghilang. Karena ditakutkan ternyata salah satu dari mereka menyembunyikan Abel.
"Kak, Abel bener-bener pergi dengan tangan kosong. Sekedar handphone atau dompetnya aja nggak dibawa," celetuk Anjello seraya menunjukkan dua benda yang memang masih ada di dalam kamar.
Jilan mengangguk, ia sudah tahu hal itu. "Simpan aja. Ayo, kita cari sekarang."
"Kita nggak mau lapor polisi?" tanya Shakira yang juga ada di sebelah Anjello.
"Kalau sampai besok Abel nggak ketemu, kita baru lapor. Takutnya nanti Abel pulang ke rumah, tapi kitanya udah lapor duluan."
Dua orang itu mengangguk paham. Setelahnya mereka mengikuti ke mana langkah Jilan pergi.
Jilan juga sudah memberitahu orang tua Abel. Sang mami langsung pulang, dan sekarang sedang menunggu di dalam rumah bersama mommynya. Sementara ayah dari gadis itu tidak bisa dihubungi. Entah di mana dan sedang apa, Jilan tidak peduli. Keselamatan Abel jauh lebih penting.
<><><>
"Kak Ji, mah, jangan bohong. Ya kali Abel kabur.
"Bener, tuh! Ada di rumah tetangga Kak Ji yang lain kali. Nggak mungkin dia kabur gitu," timpal Clara masih tidak ingin percaya.
"Astaga! Gue, Kak Ji, Shakira, udah cari ke mana-mana. Tapi Abel tetep nggak ada. Makanya kita ke sini, mungkin aja Abel emang kaburnya ke rumah kalian," jawab Anjello sedikit kesal.
Setelah penjelasan panjang yang Jilan jelaskan kepada dua gadis itu tadi, ia kembali diam, tak membalas segala bantahan itu. Karena nyatanya Abel memang tidak ada bersama mereka.
Hal yang membuktikan itu adalah, di rumah Clara—rumah yang saat ini menjadi titik temu—tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan Abel. Lalu tadi ia sempat menyuruh Anjello untuk datang ke rumah Siska, sebab ternyata Siska langsung datang ke rumah Clara setelah ia memberitahu ingin menanyakan sesuatu.
Di sana juga tidak ada Abel. Karena rumah Siska juga tampak sepi, tidak ada satupun orang yang berada di sana, kecuali Siska.
Malam sudah semakin larut, dan Abel belum juga ada kabar. Jilan benar-benar sudah bingung ingin mencari ke mana. Dalam satu hari ini, Abel seperti sudah lenyap begitu saja dari bumi.
"Kak... Abel beneran hilang?" ucap Siska pelan. Sebab ia melihat raut wajah Jilan yang tak menyimpan kebohongan.
"Buat apa saya pura-pura? Buat apa saya bohong tentang hilangnya Abel? Nggak ada gunanya."
"Tapi serius, deh, Kak, kita nggak sembunyiin Abel. Terakhir kali kita ketemu Abel, tuh, tiga hari yang lalu. Udah, setelah itu kita nggak ketemuan lagi," jelas Clara. Ia masih tidak yakin sebenarnya mengapa Abel bisa kabur begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS JI
Fanfiction"Mas Ji, tungguin Abel, ih!" "Mas, awas---" 𝘽𝙧𝙖𝙠! "Tuh kan ketabrak pohon." *** Abelva Maharaja sangat menyukai dan mencintai Jilan Hanung Adhyaksa---seorang tetangga yang berasal dari Surabaya. Saat pertama kali melihat Jilan, Abel langsung te...