Happy Reading~~
*
*
*
*"Kamu suka nggak kuenya?"
"Suka! Ini pasti kamu yang milih, ya?"
Pemuda itu mengangguk senang. "Aku inget kamu pernah beli kue itu," katanya sembari memberikan sesuap kue tersebut ke mulut Abel.
"Kamu selalu punya ingatan yang kuat, ya, Jak." Abel bertepuk tangan untuk suapan kue yang entah ke berapa kalinya. Karena memang seenak itu.
Abel dan semua orang yang memberi kejutan tadi sedang berkumpul di ruang keluarga. Menikmati segala hal yang tersedia di sana. Makanan dan minuman yang beragam membuat teman-teman Abel betah. Belum lagi tayangan televisi yang menyenangkan.
Hanya saja Abel sedikit merasa kurang. Dari awal diberi kejutan sampai sekarang, tidak nampak pula batang hidung Jilan sedari tadi. Padahal lelaki itu yang paling Abel tunggu-tunggu kehadirannya. Walaupun Abel sudah membaca pesan yang Jilan kirimkan tadi malam.
Abel sempat membalas pesan tersebut setelah ia selesai mandi. Namun, sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan dibalas. Dibaca pun tidak. Abel juga tidak melihat motor atau mobil Jilan di depan rumah. Ya mungkin memang sudah berangkat duluan ke kampus.
"Heh, bengong aje lo." Anjello menepuk bahu Abel sedikit kencang. Membuat gadis itu terkejut.
"Apa, sih, kamu mukul-mukul. Emang aku beduk?!"
Anjello hanya menanggapi dengan santai. "Mikirin apa?" tanyanya sembari duduk di sebelah Abel yang kosong.
Abel menghela napasnya lelah. "Kamu tau Mas Ji di mana nggak?"
"Udah berangkat ke kampus tadi bareng Bang Iqbal."
"Dari pagi kah?"
Anjello mengangguk pelan. "Belum diucapin sama Mas Ji emangnya?"
"Udah dong. Jadi orang pertama malah," ujar Abel sombong. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Lalu memperlihatkan pesan cukup panjang yang Jilan kirimkan semalam kepada Anjello.
"Lucu banget, kan?" Abel jadi cengar-cengir sendiri membacanya. Jilan itu memang agak lain. Tapi entah kenapa ia tetap merasakan sesuatu yang spesial. Karena Jilan berani berlaku beda untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya.
"Alah, gini doang juga gue bisa."
"Prett! Kamu aja pasti sering lupa, kan, sama tanggal pacarnya?!"
"Dih, nggak. Gue mah selalu inget tanggal-tanggal penting. Emang elo!" seru Anjello seraya mendorong kepala Abel pelan ke belakang.
"Cihh, nggak bisa dipercaya."
"Terserah. Gue bukan tukang bohong."
"Iya, kamu mah tukang nyolong."
Alis Anjello lantas mengerut. "Mana ada gue tukang nyolong?"
"Emang kok. Bang Iqbal pernah cerita kalau kamu pernah nyolong mangga dipohon sekolah. Mana habis itu dijual lagi. Dasar maling!" jawab Abel dengan wajah julidnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS JI
Fanfiction"Mas Ji, tungguin Abel, ih!" "Mas, awas---" 𝘽𝙧𝙖𝙠! "Tuh kan ketabrak pohon." *** Abelva Maharaja sangat menyukai dan mencintai Jilan Hanung Adhyaksa---seorang tetangga yang berasal dari Surabaya. Saat pertama kali melihat Jilan, Abel langsung te...