Happy Reading~~
*
*
*
*
Hembusan angin menerbangkan helaian-helaian rambut berwarna hitam gelap milik seorang gadis yang sedang berdiri menatap hamparan air yang terasa menyegarkan jika menyelam di dalamnya.Tak henti-hentinya lengkungan kecil tercipta diwajahnya. Sesekali memejamkan mata agar semakin menikmati.
"Kamu bahagia?"
Pertanyaan singkat itu mampu membuat yang ditanya menengok sepenuhnya. Tak lama dari itu ia mengangguk kecil.
"Kapan mau pulang?" tanya pemuda itu dengan pandangan yang menghadap ke arah depan, menatap langit yang menimbulkan warna istimewa. "Udah satu bulan lebih kamu pergi dari rumah."
"Minggu depan orang tua kamu juga bakal melakukan sidang perceraian."
"Abel mau pulang. Tapi mereka bisa batalin perceraiannya nggak?" sahut Abel dengan nada pelan. Tak ada lagi senyuman jika sudah membahas hal ini.
"Ini emang bukan perkara yang mudah diterima. Tapi kita bisa buat apa?"
"Ayah bilang, mereka nggak pernah saling mencintai. Bohong banget, kan, Mas? 19 tahun hubungan mereka berjalan. Terus nggak cinta? Aneh."
Jilan mengalihkan pandangannya kepada Abel. Lalu kembali ke depan dan berkata, "Mommy pernah bilang kalau bersatunya ayah dan mami kamu itu karena perjodohan. Ayah kamu dijodohkan saat dia sedang begitu mencintai seorang wanita."
"Abel nggak pernah tau soal itu. Kapan mommy bilang?"
"Dua hari setelah saya ribut sama ayah kamu. Mommy ceritain semua hal yang juga diceritain sama mami kamu," jawab Jilan jujur. Ya mengingat hubungan kedua wanita paruh baya itu sangat erat, saling curhat masalah itu mungkin suatu hal yang biasa.
"Terus selanjutnya gimana?"
Jilan tak langsung menjawab. Ia lebih dulu menarik tangan Abel untuk duduk di atas pasir pantai sembari melihat warna oranye pada langit di sana.
"Dulu mami dan ayah kamu satu sekolah, seangkatan juga. Ayah kamu cukup terkenal saat itu. Dan pacarnya juga salah satu siswi terpintar di sana. Layaknya sinetron aja, ayah kamu dikenalin sama teman-temannya ke siswi itu."
"Ternyata ayah kamu jatuh cinta pada pandangan pertama. Sejak saat itu ayah kamu selalu kejar-kejar siswi pintar itu. Katanya sampai buat sekolah, tuh, selalu gempar dan nggak pernah kehilangan gosip tentang ayah kamu."
Jilan menatap sebentar ke arah Abel yang hanya diam mendengarkan. "Ya nggak butuh waktu lama, ayah kamu sama siswi itu pacaran deh. Katanya, ayah kamu sampai traktir seluruh teman seangkatannya."
"Tapi saat itu ayah sama mami udah saling kenal, kan?" tanya Abel penasaran.
"Kata mommy, sih, udah. Kalau bahasa zaman sekarang mami kamu, tuh, social butterfly, lah. Nggak ada yang nggak kenal mami kamu. Bahkan katanya dulu mami dan ayah kamu punya hubungan yang baik juga, sering nongkrong bareng."
"Masa ayah nggak bisa jatuh cinta sama mami, sih? Abel yang pernah lihat foto muda mami aja ngerasa kalah karena saking cantiknya," seru gadis itu dengan bibir yang cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS JI
Fanfiction"Mas Ji, tungguin Abel, ih!" "Mas, awas---" 𝘽𝙧𝙖𝙠! "Tuh kan ketabrak pohon." *** Abelva Maharaja sangat menyukai dan mencintai Jilan Hanung Adhyaksa---seorang tetangga yang berasal dari Surabaya. Saat pertama kali melihat Jilan, Abel langsung te...