Happy Reading~~
*
*
*
*
"Mas Ji! Ihhh, Mas Ji!""Apa?"
"Matanya bisa hadap Abel aja gak sih?!"
"Nggak."
Karena kesal Abel langsung menutup mata Jilan dengan tangannya. Ia tidak mau pemuda itu menatap para perempuan yang ada di kafe ini.
"Bel, apaan sih? Lepas deh."
"Nggak! Abel nggak bakal lepasin kalau Mas Ji matanya masih jelalatan," ujar Abel sambil terus berusaha menutup mata Jilan.
"Astaghfirullah...." Jilan memang sedang melihat para gadis cantik yang ada di sini. Lagipula ia punya dua bola mata. Memangnya salah jika ia memperhatikan mereka semua?
"Bel, lepas, ya? Nggak enak tau penglihatan saya jadi gelap gini." Jilan berusaha untuk melepaskan tangan Abel dari matanya. Mungkin kalau Abel seorang laki-laki sudah ia cakar dari tadi.
"Yaudah Abel lepasin. Tapi jangan liat-liat mereka!" kata Abel yang habis itu langsung melepaskan tangannya. Tapi ia masih tetap melanjutkan aksi ngambeknya.
Jilan menatap Abel yang sedang sibuk mengaduk-aduk minuman miliknya. Huh.... Kalau seperti ini ceritanya ia jadi bingung harus membujuk Abel seperti apa.
"Bel, jangan ngambek dong. Katanya mau seneng-seneng di sini, masa malah jadi ngambek sih?" ucap Jilan yang sudah sangat kesal karena Abel yang terus-terusan ngambek kepadanya.
"Ya habisan Mas Ji malah sibuk natap mereka, padahal tadi Abel lagi cerita."
Mendengar penjelasan dari Abel, Jilan jadi merasa bersalah. Ya memang tidak seharusnya jika ada seseorang yang sedang bercerita malah tidak didengarkan.
"Oke, saya minta maaf. Yaudah, ya, jangan ngambek lagi? Kita beli es krim deh, gimana?" bujuk Jilan dengan jurus andalannya.
"Abel maunyaToast."
"Yaudah, saya pesenin dulu. Kamu jangan ke mana-mana." Abel hanya mengangguk dengan perkataan Jilan.
Ketika Jilan pergi untuk memesan makanan, Abel lebih memilih untuk memainkan ponsel cowok itu. Ia senyum-senyum sendiri saat tahu bahwa diponsel tersebut ada banyak foto miliknya yang Jilan ambil diam-diam. Abel sendiri saja tidak menyangka ternyata pemuda itu suka menyimpan fotonya.
Abel dengan sengaja memfoto dirinya menggunakan ponsel Jilan. Agar lelaki itu terus mengingatnya walaupun sedang tidak bersama. Bahkan ia juga menjadikan fotonya yang paling cantik sebagai lockscreen dan wallpaper diponsel Jilan.
"Heh, kenapa kamu senyum-senyum?"
Abel dikagetkan dengan kedatangan Jilan yang tiba-tiba. Ia segera menaruh ponsel pemuda itu dimeja seperti pertama kali ditaruh.
"Nggak, nggak kenapa-kenapa," ucap Abel sambil menyengir seperti kuda.
"Nih, makanan kamu." Jilan memberi pesanan yang Abel mau. Ia sendiri hanya memesan segelas kopi susu. Karena tadi ia juga sudah makan, sebelum menjemput Abel.
"Mas Ji mau?"
"Buat kamu aja, saya kenyang." Jawaban dari Jilan membuat Abel senang. Biasa, tadi hanya sekedar basa-basi.
"Waduh, ini kenapa handphone saya ada foto bekantan?" ujar Jilan kaget. Karena tahu yang dimaksud Jilan adalah foto dirinya, Abel langsung memukul orang itu pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS JI
Fanfiction"Mas Ji, tungguin Abel, ih!" "Mas, awas---" 𝘽𝙧𝙖𝙠! "Tuh kan ketabrak pohon." *** Abelva Maharaja sangat menyukai dan mencintai Jilan Hanung Adhyaksa---seorang tetangga yang berasal dari Surabaya. Saat pertama kali melihat Jilan, Abel langsung te...