Happy Reading~~
*
*
*
*Abel menatap arlojinya dengan lekat. Setelah itu ia membuang napas kasar. Ban sepedanya kempes, jadi ia tidak bisa pulang sekolah sekarang.
Padahal tadi ia sudah bahagia karena pulang lebih cepat. Namun, ternyata malah menjadi kesialan. Ban sepedanya seperti ada yang sengaja mengempiskan. Entah kenapa ia yakin dengan hal itu.
"Belum pulang lo?"
Gadis itu menoleh ke arah kanannya. Ada seorang laki-laki yang sangat ia tidak suka. "Bisa liat sendiri, kan?" cetusnya. Sial sekali harus bertemu lelaki itu lagi.
"Mau gue anterin nggak? Gratis kok
tenang aja.""Gak, makasih."
"Jutek banget sih jadi cewek," kata orang itu seraya mencolek dagu Abel.
Abel yang diperlakukan seperti itu langsung melayangkan pukulan. "Kamu nggak sopan banget sih!" teriak Abel.
Ia berharap ada malaikat yang datang menghampirinya, dan segera membawa ia menjauh dari orang gila ini. Tidak hanya cuaca yang panas, hatinya pun juga.
"Lo masih inget gue, kan?"
"Nggak."
"Nah, kan, lo tuh orangnya pelupa ya. Kalau gitu, kenalin, nama gue Anjello Pradipta Pahlevi."
Abel menutup kedua telinganya rapat-rapat. Ia tidak peduli dengan perkenalan dari Anjello. Ia hanya ingin pulang sekarang!
"Lo udah punya pacar ya? Soalnya lo cuek dan jutek banget sama gue," kata Anjello. Lelaki ini adalah murid baru di sekolah Abel. Kebetulan sekali ia langsung duduk bersama Abel.
"Ck, mendingan kamu pulang sana! Aku nggak suka diganggu," usir Abel. Kepalanya sudah ingin pecah saja karena Anjello yang bawel sekali dari tadi.
"Gue nggak ganggu lo, Abel. Kita, kan, sekelas. Gue cuma mau kenalan aja sama lo. Habisan dari awal gue masuk kelas, lo diem aja. Gak ngenalin diri kayak temen-temen cewek lainnya," jelas Anjello yang lagi-lagi tidak dipedulikan oleh Abel.
"Gak penting banget." Abel kesal sekali. Ia sudah meneleponi Jilan puluhan kali, namun tak mendapatkan jawaban. Tolonggg, Abel ingin pulang secepatnya!
"Penting dong. Gue tuh bakal jadi orang terpenting buat lo tau."
Mendengar rentetan kalimat itu, Abel terkekeh kecil. Bisa-bisanya pemuda itu sangat pede sekali. Mengenal saja tidak, bagaimana bisa jadi orang terpenting.
"Kamu nggak usah halu."
"Gue nggak halu. Jujur itu lebih baik dari harus bohong, Bel. Nggak pernah belajar lo ya?" ujar Anjello yang masih berusaha menarik perhatian Abel.
"Udah, ah, aku mau pulang aja. Kamu nggak usah ngikutin lagi!" seru Abel cepat.
"Gimana caranya lo pulang? Ban sepeda lo aja kempes," ucap Anjello.
Betul juga. Abel lupa tentang itu. Lalu gimana caranya Abel pulang sekarang? Tidak ada yang bisa menjemputnya. Jilan sibuk kuliah, sang Ayah juga sibuk kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS JI
Fanfiction"Mas Ji, tungguin Abel, ih!" "Mas, awas---" 𝘽𝙧𝙖𝙠! "Tuh kan ketabrak pohon." *** Abelva Maharaja sangat menyukai dan mencintai Jilan Hanung Adhyaksa---seorang tetangga yang berasal dari Surabaya. Saat pertama kali melihat Jilan, Abel langsung te...