Happy Reading~~
*
*
*
*
"Mas, bagi minumannya, ya," pinta Abel yang tanpa berlama-lama lagi langsung mengambil minuman itu.
"Yaelah pake dilap segala," ucap Jilan ketika ia melihat Abel mengelap terlebih dahulu sedotannya baru diminum.
"Penuh bakteri, Mas."
"Ya kalau gitu nggak usah minta." Jilan langsung mengambil minumannya lagi dari tangan Abel.
"Ihh, gitu doang padahal."
"Giti diing pidihil. Prettt, kemarin aja bekas minuman Cio kamu minum tanpa dilap," ujar Jilan mengingat kemarin Cio main ke rumahnya. Setelah Cio pulang, Abel langsung habisin minum bekas Cio digelas yang sama.
Abel menyengir mengingat kelakuannya kemarin. "Kan, kemarin Abel haus, Mas. Wajar lah," balas Abel yang masih tetap menyengir, apalagi ketika melihat wajah julid dari Jilan.
Sekarang ini mereka berdua lagi ada di kantin sekolah Abel. Memang saat ini sudah jam pulang. Kantin pun masih cukup banyak siswa atau siswi yang sekedar nongkrong saja.
Abel menyuruh Jilan untuk menjemputnya di sekolah. Karena sebenarnya sekarang ada pertemuan orang tua murid di sekolah ini. Nah, berhubung Mami-nya sedang menghadiri acara tersebut di kelas. Maka, daripada bosan menunggu sendirian, jadilah Abel mengajak Jilan ke sekolahnya.
"Ck, kenapa pada liatin Mas Ji, sih?!" kesal Abel ketika tahu bahwa banyak sekali perempuan di kantin ini memperhatikan Jilan.
"Wajar lah, Bel, saya kan ganteng."
"Gak wajar. Mas Ji cuma boleh diliat sama Abel."
Jilan menatap Abel dengan wajah mengejeknya. "Cih, emang kamu siapa? Terserah mereka lah. Kan mereka punya mata," jawabnya tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan tentang dirinya.
"Ish, gak boleh!" Abel langsung menarik wajah Jilan agar menghadapnya saja.
Mereka berdua saling bertatapan. Mata Abel yang menatap tajam Jilan, dibalas tatapan kaget dari cowok itu. Setelah tahu apa yang terjadi, tatapan Jilan jadi melemah. Matanya menatap Abel dengan lembut.
Ingin sekali rasanya Abel melebur, saking lembutnya tatapan Jilan. Telapak tangan Abel masih dengan bagus menempel pada pipi Jilan. Mana sekarang lelaki itu memegang tangannya juga.
Tidak kuat, tidak kuat. Abel dengan cepat melepaskan, dan mengalihkan pandangan ke segala arah. Asalkan ia tidak menatap wajah Jilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS JI
Fiksi Penggemar"Mas Ji, tungguin Abel, ih!" "Mas, awas---" 𝘽𝙧𝙖𝙠! "Tuh kan ketabrak pohon." *** Abelva Maharaja sangat menyukai dan mencintai Jilan Hanung Adhyaksa---seorang tetangga yang berasal dari Surabaya. Saat pertama kali melihat Jilan, Abel langsung te...