Happy Reading~~
*
*
*
*"Aduh, mbak, padahal baru nginep dua hari di sini lho. Udah pulang aja," ujar Bi Inah sedih.
"Huhuhu, iya nih, Bi. Besok Abel udah sekolah. Kapan-kapan deh nanti Abel ke sini lagi," sahutnya juga bersedih.
Sekarang memang sudah hari Senin. Semalam niatnya setelah dari pantai ingin langsung berangkat ke Jakarta. Namun, ternyata kata Jilan mendingan mereka istirahat dulu. Tak apa lah Abel tidak masuk dihari pertama sekolah.
"Iya sih ya, besok Mbak Abel udah harus sekolah."
"Ya, kan. Nanti kalau liburan sekolah lagi, Abel pasti ke sini." Abel mencoba menghibur Bi Inah. Mereka berdua seperti sudah dekat lama sekali.
"Yaudah kalau gitu, Mbak Abel dan Mas Jilan hati-hati ya. Sampaikan salam bibi untuk keluarga kalian ya," kata Bi Inah dengan tersenyum.
"Siap, Bi!"
Jilan mesem-mesem sendiri melihat bagaimana dekatnya Abel dengan Bi Inah. Gadis itu memang ramah dengan semua orang. Dan Jilan selalu suka itu.
"Bi, Jilan titip rumah lagi ya."
"Pasti, Mas. Tolong jagain Mbak Abel juga ya, Mas."
Jilan mengangguk. "Itu mah pasti, Bi. Entar kalau saya nggak jagain bisa diculik," sahutnya Jilan bercanda.
"Enak aja. Abel bisa jaga diri tau!"
"Masa sih? Berarti sekarang bisa pulang sendiri ke Jakarta, kan?"
Mulai lagi sifat menyebalkan Jilan. Abel lantas menggebuknya. "Ya nggak lah! Nanti nyasar, emang Mas Ji mau tanggung jawab?!"
"Ogah. Kamu yang salah, kenapa saya yang tanggung jawab." Jilan ini memang suka sekali membuat Abel emosi.
"Ihhh, BI Inah, Mas Ji nya nih!" adu Abel seraya memeluk Bi Inah. "Kok Bi Inah mau sih punya majikan kayak dia."
Bi Inah yang melihat pertengkaran kecil itu merasa gemas. Jilan yang jail dan Abel yang gampang emosi, memang cocok sekali.
"Mas Jilan emang jail, Mbak. Semua orang yang deket sama dia aja, selalu dijailin."
"Tuh, kan, ya ampun! Pasti Mas Ji banyak hatersnya."
Jilan tertawa mendengar penuturan Abel. Mata dia sampai menyipit saking lucunya. Ditambah dengan Abel yang manyun.
"Udah, udah, mendingan kalian cepet berangkat deh. Entar ketinggalan pesawat, lho," ucap Bi Inah mengingatkan mereka.
"Hahaha, iya, Bi." Jilan masih berusaha menahan tawanya. Tapi, tidak bisa.
"Mas Ji, udah ketawanya, ih!" rengek Abel yang mulai kesal.
"Pftt.... Iya, iya. Yuk, kalau gitu kita berangkat." Mereka akan diantarkan ke bandara oleh supir Jilan.
"Bi Inah hati-hati ya di sini. Jaga diri baik-baik. Pokoknya nanti pas Abel ke sini lagi, Bi Inah harus tetep sehat." Abel mengingatkan Bi Inah. Ia sedikit tahu, kalau Bi Inah ini sudah sering sakit-sakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS JI
Fanfiction"Mas Ji, tungguin Abel, ih!" "Mas, awas---" 𝘽𝙧𝙖𝙠! "Tuh kan ketabrak pohon." *** Abelva Maharaja sangat menyukai dan mencintai Jilan Hanung Adhyaksa---seorang tetangga yang berasal dari Surabaya. Saat pertama kali melihat Jilan, Abel langsung te...