- 9 -

6.1K 524 8
                                    

Independency

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Independency

Nina dan Gwen berpisah di depan rumah Alaric, Nina langsung melanjutkan perjalanannya ke rumah bordil, sementara Gwen menuju rumah Alaric. Ia begitu kaget saat melihat pintu rumah Alaric terbuka dan berusaha mengintip ke dalam, tetapi orang yang berada di dalam rumah langsung menyapanya.

"Halo, aku Amè ibunya Alaric. Maaf membuatmu kaget, aku hanya menyiapkan bak mandi untuknya..."

Gwen langsung mendekati Amè yang tengah menarik sebuah bak kayu besar. "Biar aku bantu. Namaku Gwen..." Ujar Gwen sambil ikut menarik bak kayu besar yang teenyata tidak seberat kelihatannya.

"Yeah, aku tau. Namamu tersebar ke seluruh desa. Anakku membawa pulang seorang gadis." Ujar Amé tertawa, "Aku terus bertanya - tanya kapan anak itu akan memperkenalkan kekasihnya padaku."

Gwen ingin segera memotong kalimat itu dan mengkoreksinya, tapi ia mulai terbiasa mendengar namanya disebut sebagai kekasih Alaric. Sejujurnya, Gwen suka mendengar namanya disebut sebagai kekasih Alaric.

"Greg bilang, Alaric bekerja di sungai hari ini. Jadi kupikir aku bisa menyiapkan air mandi dan bertemu denganmu langsung. Ya... Disini saja baknya, cukup."

"Maaf, tadi... Aku berjalan - jalan ke sungai."

Amè tersenyum, "Tidak apa - apa. Tunggu, kau mau menggunakan bak ini sebelum Alaric?"

Gwen tertawa kecil, "Aku akan senang sekali jika bisa membersihkan diri."

"Oh ya ampun, pasti anak itu tidak mengajarimu cara mengambil air disini ya? Ayo, kemari..."

Amé berjalan ke pintu samping dan membukanya.

"Selain mengambil air ke sungai, kami biasa mengambil air disana," Amé menunjuk ke sebuah sumur, "Jika kau ingin air hangat kau harus menghangatkannya dulu di perapian, menggunakan panci besar itu."

"A-aku mengerti..." Ujar Gwen gugup.

"Ayo aku ajari cara menyalakan api..." Ujar Amè sambil menutup pintu samping dan mendahului Gwen ke dekat perapian, "Ayo ceritakan padaku soal dirimu..."

Gwen berdiri di sisi Amé, diam sejenak sambil menimbang nimbang mana yang harus diceritakan lebih dulu. "Kedua orang tuaku sudah meninggal, jadi aku datang kesini..."

"Dan Els memperdayamu? Perempuan jahat itu..." Amé menggeleng - gelengkan kepalanya.

Gwen kaget, "Kau juga tau soal itu?"

Amé mengangguk, "Oh sayang, kau menjadi pembicaraan disini" Amé mengambil sebuah besi pemantik api dan batu, ia lalu mengadukan keduanya hingga muncullah percikan api. "Kau mau mencoba?"

Gwen mengangguk cepat, Amé mengajarinya cara menegang batu dan cara membenturkannya dengan kencang sampai menimbulkan percikan.

"Ya ampun, tanganmu halus sekali seperti seorang putri." Amé memandangi wajah Gwen, "Kau juga sangat cantik dan kulitmu sangat bersih. Kau yakin kau bukan anak seorang Raja?"

Yours, Truly.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang