- 17 -

6.3K 438 6
                                    

Sex Education

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sex Education

Alaric dan Gwen berjalan cepat bergandengan keluar dari Gereja.

"Alaric, mengapa terburu - buru?" Tanya Gwen, "Aku kesulitan berjalan dengan gaun ini"

Alaric menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Tidakkah ia tau yang dilakukan pasangan setelah menikah? Lalu ia menunduk dan menggendong Gwen diatas bahunya dengan wajah menghadap belakang.

"Alaric, apa kau gila?"

"ini lebih cepat bukan?" Alaric terkekeh.

Dibelakang mereka, Amè meneriakki Alaric, tetapi lelaki itu terus berjalan semakin cepat meninggalkan ibunya, tak peduli jika ia menjadi tontonan warga sekitar.

Sesampainya dirumah Alaric menurunkan Gwen, keduanya memasuki rumah bergandengan tangan. Alaric langsung merapatkan dan mengunci rumahnya, lalu menyusul Gwen yang berjalan ke dapur untuk menenguk air dan memeluknya.

Gwen menyenderkan kepalanya di dada Alaric, kedua tangannya mengelus lengan Alaric yang dipenuhi rambut halus.

"Alaric, saat seorang wanita menikah, biasanya ia didampingi untuk... Kau tau..."

Alaric mengerutkan keningnya, "Apa?"

"Umh, soal berhubungan badan," Alaric tersenyum miring, "Aku tidak sempat mencari tau soal itu..." Gwen membalikkan tubuhnya kearah Alaric, kedua tanganya mendarat di dada bidang Alaric.

"Aku bisa mengajarimu."

"Kau tau soal itu?"

Alaric mengangguk, "Greg dan Amè mengajariku."

Alaric cukup beruntung memiliki orang tua asuh seperti Greg dan Amè, keduanya berbagi peran dalam mendidik Alaric. Keduanya juga terbuka dalam memperkenalkan Alaric ke dunia dewasa.

Greg membawanya ke rumah bordil, memperkenalkannya dengan berbagai macam minuman keras sampai menyewakan wanita untuk Alaric saat ia resmi diangkat sebagai Ksatria. Amè memang tidak selalu setuju dengan pilihan Greg, tapi ia tidak mengutarakannya. Amè memilih untuk mengimbangi apa yang dilakukan Greg. Saat Alaric kembali dari rumah bordil, Amè mengajak Alaric melihat persalinan wanita. Saat Alaric mulai sering mabuk, Amè terus membangunkannya setiap pagi tak peduli seberapa larut ia pulang ke rumah malam sebelumnya. 

"Okay. Begini saja. Besok aku akan pergi jadi kau bisa mengobrol banyak dengan ibuku."

Gwen menggeleng cepat, "Bukankah itu akan memalukan?"

Alaric menggerakkan kepalanya, "Ya, itu akan canggung sekali."

"Mungkin aku bisa bertanya pada Nina."

"Ide bagus. Sekarang cium aku, karena aku sangat tau kau pandai dalam melakukan itu."

Gwen menutup pipinya yang terasa panas lalu mempererat pelukannya, Alaric menyambutnya dan langsung menaikkan tubuh Gwen ke atas meja. Mengikis jarak agar kedua tangan mereka juga bisa saling menyentuh. Tangan Alaric yang menahan wajah Gwen, perlahan turun ke lehernya, meninggalkan jejak tak terlihat tapi memberikan efek ke seluruh tubuh Gwen. Tangan Alaric berhenti di dada Gwen dan ia menangkupkan telapaknya disana. Seketika Gwen terkesiap.

Yours, Truly.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang