- 16 -

6.7K 542 38
                                    

Arranged Marriage

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arranged Marriage

"Aku harusnya langsung membunuhnya saja tadi."

Begitu kalimat Alaric, saat Gwen menceritakan kembali kronologi kejadiaannya. Semuanya, termasuk segala yang diucapkan Ansel.

"Ansel memang bajingan. Tapi aku sungguh kecewa ia sampai melakukan hal seperti itu. Tidakkah ia tau kau menyukai Gwen?" Finn menatap Alaric dan lelaki itu hanya diam.

"Percayalah padaku, Ansel memang brengsek." Jawab Nina kesal.

"Jangan katakan ia juga bersikap kasar padamu?" Finn kini menoleh kearah Nina.

Gwen memandangi Finn dan Nina yang saling menjawab dengan nada tinggi, Nina mulai menjabarkan semua kebejatan yang pernah Ansel lakukan padanya, sementara Finn mendengarkan dengan wajah kesal sambil sesekali menyumpahi temannya itu. Perlahan Gwen menoleh ke samping, Alaric tampak kesal, matanya menatap ketuar jendela.

Apa hanya aku yang merasa kalimat Finn tadi itu mengejutkan?

"Alaric, kau harus memikirkan sesuatu, Ansel mungkin akan mengganggu Gwen terus." Ujar Nina cemas.

"Menurutmu aku sedang apa?" Alaric membalas dengan ketus.

Finn mendeham, "Aku rasa, aku tau sesuatu yang mungkin bisa menolongmu." Alaric langsung menoleh menatap Finn.

"Kau bilang, Ansel sengaja melakukan itu agar ia dinikahkan denganmu bukan?" Gwen menjawab pertanyaan Finn dengan anggukan. "Bagaimana jika kau dan Alaric menikah? Mengganggu wanita bersuami termasuk kejahatan menurut Gereja. Selain itu, segala yang Alaric lakukan, bahkan jika Alaric sampai membunuhnya, itu akan dibenarkan Gereja karena membela istrinya."

"Aku... Menikah? Dengan... Alaric?" jantung Gwen berdegup cepat.

"Finn benar, jika Ansel berani macam - macam pada wanita bersuami, ia bisa dihukum mati." Nina membenarkan ide itu.

"Aku merasa itu bukan ide yang baik." Ujar Gwen pelan.

Seketika Alaric bangkit dari kursinya, "Jika menurutmu menikah dengan Ansel itu ide yang lebih baik, maka silakan lakukan." Ujarnya dengan nada tinggi, ia berjalan ke ember untuk mencuci tangannya. Moodnya semakin buruk saat mendengar jawaban Gwen.

Gwen menunduk menahan takut, "Bukan begitu maksudku..." Ujar Gwen parau. Menahan tangis karena kaget mendengar bentakan Alaric.

"Kalian berdua pikirkanlah, kami pulang dulu." Finn menggandeng Nina dan berjalan keluar rumah mereka, meninggalkan Alaric dan Gwen yang saling diam. Gwen memandangi Alaric yang memunggunginya, ia tak bermaksud menyinggung perasaan Alaric.

"Kau punya ide apa untuk menjaga dirimu sendiri?" Tanya Alaric, bersender di meja menatap Gwen, sambil melipat tangan di depan dada. "Dan jangan berani mengatakan dengan pukulan atau tendangan, karena jelas sekali kekuatanmu tak sebanding dengan kekuatannya."

Yours, Truly.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang