- 15 -

5.7K 455 14
                                    

Sexual Assault

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sexual Assault.


Trigger warning!
Part ini mengandung kekerasan sexual yang mungkin mengganggu bagi sebagian pembaca.


Alaric terbangun oleh suara ramai yang datang dari luar rumahnya, ia terkejut saat melihat cahaya diluar sudah terang sekali.

Ya ampun, berapa lama aku tidur?

Alaric melirik Gwen yang tidur merapat ke tubuhnya, semalam gadis itu meracau karena kedinginan.

"Gwen..." panggil Alaric dengan suara seraknya, gadis itu tidak bangun dan malah makin merapatkan tubuhnya pada Alaric.

Alaric menyeka rambut Gwen dan mengelus pipinya yang merona. Masih merasa aneh dengan perasaan asing yang muncul setiap kali ia bersama gadis itu.

Orang - orang sering menganggap Alaric sebagai ksatria suci yang tak tercela, tapi ia melihat dirinya sebagai lelaki normal biasa, mempunyai hasrat setiap melihat wanita, ia hanya pandai mengendalikan dirinya. Ia menyukai perempuan, pernah juga sangat menyukai seorang perempuan. Tapi ia memiliki beban yang cukup berat yang mengharuskannya meletakkan 'mendekati perempuan' berada di paling bawah dari daftar prioritasnya. Tapi Gwen datang di waktu yang tepat, ia merasa semua yang ia lakukan sudah cukup dan sudah waktunya kembali ke kampung halamannya.

Saat ia tengah menyusun skenario untuk mengungkapkan rahasia besarnya, terdengar dentuman di pintu. Gwen seketika terbangun dan bangkit ke posisi duduk karena terkejut. Ia kembali tenang saat menemukan Alaric masih di sisinya.

"Tenanglah..."

Tidak ada yang perlu aku takuti disini. Gwen kembali menidurkan kepalanya di tumpukan kain dan menghela nafas. Tetapi rasa kantuknya seketika hilang.

"Alaric? Berapa lama kau akan tidur?" Suara Finn terdengar kencang dari luar. "Aku tau kau senang ada Gwen bersamamu, tapi kau harus membantu kami. Bangunlah..." Finn menggedor pintu lagi.

Alaric mendecak dan bangkit, ia berjalan ke pintu dan membukanya. "Kau duluan saja, aku akan menyusul nanti"

"Tidak bisa, Lord Greg ingin aku menyeretmu kesana."

"Kakek tua itu... Baiklah, tunggu sebentar." Alaric brrjalan kembali ke dipan dan mengenakan sendal kulit bertalinya.

Gwen ikut bangkit dari dipan dan mengisi gelas Alaric dengan air dari kendi. "Kau akan langsung pergi? Kau bahkan belum sarapan." ia meletakkan gelasnya di meja.

Alaric meneguk air yang disajikan Gwen lalu bangkit, "Aku akan baik - baik saja."

"Sampai bertemu nanti."

Yours, Truly.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang