- 33 -

4.2K 351 25
                                    

Alliance

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alliance.

Bohong jika Alaric tidak merasa khawatir saat melihat istrinya tiba - tiba terjatuh dan tak sadarkan diri, tapi ia masih diliputi amarah dan memilih melarikan diri untuk menjauhkan rasa khawatir dari kepalanya.

Alaric memilih menghabiskan waktu di singgasanya, terdiam dan tak ingin ditemani siapapun. Setiap kali ia mengingat kenangan manis bersama Gwen, ia akan langsung menutupnya dengan ingatan terakhir yang ia punya bersama keluarganya, dan kenangan itu tidaklah manis, penuh darah dan kejam.

"Sir Finn datang." Teriak penjaga di pintu luar memberikan informasi, tak lama pintu bergerak perlahan dan Finn maju ke hadapan Alaric. Setelah menundukkan kepalanya sedikit untuk memberi hormat, Finn kembali melangkah.

"Gwen baik - baik saja, tabib bilang janin di kandungannya juga baik - baik saja."

Alaric tak membalas apapun, ia hanya memandang keluar jendela. Tak peduli dengan yang diucapkan Finn padanya.

"Alaric, aku mohon pertimbangkan kembali keputusanmu untuk mengirimnya ke penjara. Kau tau keadaan penjara tidak lah baik untuk wanita hamil."

Alaric mulai melirik ke arah Finn, tatapannya tidak setajam sebelumnya, yang berarti Alaric mungkin sedang mempertimbangkan ulang keputusannya.

"Setidaknya biarkan ia berada di istana sampai melahirkan. Setelah itu kau bisa mempertimbangkan ulang semuanya."

"Oke." Balas Alaric cepat dan bangkit, "Ayo, kita harus bertemu para pengurus pemerintahan." Ia bangkit dari singgasananya dan berjalan cepat di depan Finn.

Pada pertemuan itu, Alaric langsung mengambil keputusan untuk menyerang Normandia. Beberapa penasihat meminta Alaric untuk tidak agresif tapi dengan semua dendam yang ditahan sejak lama dan kejadian yang baru saja terjadi dengan Gwen, Alaric sungguh semakin tak sabar untuk membalaskan dendamnya.

Alaric baru kembali ke kamarnya saat langit sudah gelap, ia tidak menjenguk Gwen sekalipun atau bertanya mengenai keadaannya. Tetapi, saat memasuki kamar dan tak melihat Gwen ada di kasur, Alaric langsung panik, berpikir bahwa istrinya itu telah pergi membawa serta anak di dalam kandungannya. Tapi lalu terdengar suara gemericik air di ruangan sebelah dan tak lama kemudia Gwen kembali memasuki kamar mereka.

"Kau sudah kembali? Aku sudah menyiapkan air untukmu." Ujar Gwen lembut. Suaranya parau dan matanya tampak bengkak. Ada rasa sedih di dada Alaric saat melihat Gwen tampak kacau begitu, tapi ia memilih mengabaikan perasaannya.

"Tidak perlu, aku tidak akan mandi." Alaric menghindari Gwen dan memasuki ruang mandi, di sisi bak kayu besar sudah disiapkan bak kayu yang lebih kecil. Ia mencuci wajah, leher, dada dan lengannya disana lalu langsung meraih kain tebal untuk mengelap air yang mengucur di sudut sikunya. Saat ia kembali ke kamarnya, Gwen tengah merapihkan pakaian untuknya dan diletakkan dikasur. Tapi Alaric memilih mengambil sendiri pakaiannya di lemari dan langsung mengenakannya.

Yours, Truly.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang