- 26 -

4.8K 354 13
                                    

Royal life

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Royal life

Gwen tengah melamun di kursi dekat balkon, di kepalanua terus berputar - putar ucapan Lady Alicia sebelum ia menaiki keretanya untuk kembali ke istana.

"Jangan terlalu dipikirkan apa yang Countess Sofia ucapkan. Ia hanya cemburu bahwa calon Ratu Habsburg bukan berasal dari keluarganya."

Countess Sofia memang terlihat kesal dan terkesan mendiamkan Gwen sepanjang jamuan minum teh tadi. Bukan hanya itu, ia juga berkali - kali mengatakan bahwa Alaric dan Hildegard menghabiskan masa kecil bersama dan berjanji untuk menjadi Raja dan Ratu Habsburg suatu hari nanti.

Gwen terdiam saat mendengar suara pintu kamarnya dibuka secara kasar, ia tidak kaget karena hanya satu orang yang berani melakukan itu di sini.

"Penjahit istana sudah datang, ia harus mengukur tubuhmu."

Gwen menghela nafas, "Viscountess Sofia tidak menyukaiku. Aku sudah mengacaukan hubunganku dengan keluargamu."

Alaric melangkah memasuki kamar lalu bersender di rangka jendela, menutupi sinar cahaya yang sebelumnya menyinari wajah Gwen, "Aku juga tidak terlalu suka dengannya, jadi tak ada masalah."

Gwen menutup matanya dengan kedua tangannya dan menggeleng cepat, mencoba menghapus kalimat yang terus terngiang - ngiang di dalam kepalanya. "Oh ya ampun, mengapa aku mengatakan hal itu."

Alaric tersenyum, merasa Gwen sangat menggemaskan saat panik begitu, "Apa yang kau ucapkan sebenarnya?"

"Ia bertanya dimana kita bertemu, jadi aku mengatakan kita bertemu di Rumah Bordil. Aku tidak tau bahwa mengatakan hal begitu akan mengundang banyak pertanyaan."

Alaric langsung meledakkan tawa, sudah bisa membayangkan kekagetan yang muncul di wajah sepupu jauhnya itu.

"Apa yang lucu?" Tanya Gwen yang ikut tersenyum saat melihat suaminya tertawa.

"Dengar sayang, aku tidak tau apa yang ia katakan padamu. Tapi satu - satunya alasan aku bersikap baik padanya adalah karena Ibuku memintanya." Gwen mengelus wajah suaminya saat mengatakan itu.

"Baiklah, ayo kita bertemu juru jahit istana. Ini pengukuran terakhir sebelum upacara bukan?"

Alaric mengangguk sambil mengulurkan tangannya, Gwen menerimanya dan keduanya berjalan menuju ruangan dimana juru jahit istana sudah menunggunya.

"Sebelah sini Pangeran Alaric." Ujar Juru Jahit wanita, ia mengarahkan Alaric untuk berdiri diatas sebuah balok setinggi 20 senti. Alaric membuka pakaiannya dan menggantinya dengan pakaian yang akan ia kenakan pada upacara pengangkatannya nanti. Juru jahit istana beserta dua orang assistant-nya membantu Alaric untuk mengenakan pakaiannya. "Grand Prince, kau harus berhenti bergerak." penjahit itu terus menarik bagian lengan baju Alaric.

Yours, Truly.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang