Imprisoned.
A
laric memacu kudanya lebih cepat saat ia melewati halaman istana, di dekat pintu utama seorang penjaga memberi kode pada seorang penjaga lain untuk mendekat, Alaric segera menarik tali kekang kudanya di depan tangga, melompat, lalu memberikannya pada petugas yang mendekat padanya.
"Apa Ratu Guinevere keluar istana?"
"Tidak Yang Mulia."
Alaric memasuki istana dengan berlari. Semalam Alaric tidak kembali ke istana karena ada urusan yang harus ia selesaikan dengan para pemilik tanah secepatnya, ia harus menyusun rencana pangan untuk musim dingin. Dilanjutkan dengan mengitari area Habsburg untuk pengecekan terakhir. Pagi ini, setelah semua urusannya selesai, Alaric langsung kembali pulang untuk menemui istrinya, ia tak sabar untuk segera kembali ke peraduannya dan bertemu Gwen.
Tapi saat ia tiba di kamar, ia tak menemukan istrinya di kasur, tidak pula di ruangan mandi sebelahnya.
"Guinevere... Gwen?" panggil Alaric berulang kali. Setiap kali panggilannya diulang, suaranya semakin kencang menggema di tembok istana.
Alaric berjalan keluar kamarnya dan menemui pelayan yang berjalan di dekatnya.
"Dimana Guinevere?" Tanya Alaric cepat pada salah satu pelayan yang lewat.
"Ra-ratu Guinevere ada di ruang baca pribadi Yang Mulia..." Jawabnya gugup, karena suara Alaric yang menggelegar.
Alaric langsung pergi ke ruangan yang baru saja disebutkan pelayan itu, ingin segera mengecek sendiri kebenarannya. Ia mendorong pintu kayu itu dengan kasar sampai mengagetkan Gwen yang sedang duduk di tangga tinggi yang menempel di rak buku. Di pangkuannya terdapat perkamen berukuran besar yang tengah ia buka.
"Astaga, kau mengagetkanku Alaric."
"Kau seharusnya istirahat, di kamarmu." Ujar Alaric cepat sambil menutup pintu.
"Aku hanya ke ruang baca Alaric, bukan berlarian menuruni tangga." Gwen mengembalikan perkamen itu ke tempatnya. Merengut karena diomeli suaminya.
"Tetap saja, kau tidak beristirahat. Bagaimana jika kau terjatuh dari sana?" Nada suara Alaric masih tinggi, seakan Gwen melakukan kesalahan yang besar.
Gwen menghela nafas, merasa tak ada gunanya jika berdebat dengan Alaric. "Aku minta maaf karena tidak mematuhimu, tapi aku baik - baik saja. Aku melakukan semuanya dengan hati - hati."
Kini gantian Alaric yang menghela nafas, "Aku sangat khawatir Guinevere."
"Aku tau, tapi aku merasa sangat bosan. Aku sampai lupa sudah berapa minggu kau mengurungku di istana, atau bulan? Apa sudah satu bulan? Dua bulan?"
Tatapan Alaric melembut, ia merasa kasihan tapi juga khawatir di saat yang bersamaan. Ia takut sesuatu terjadi pada istrinya jika ia membiarkannya berkeliaran keluar istana disaat ia tak bisa menemaninya. Alaric melangkah mendekati istrinya, sebelah tangannya terulur ke arah paha Gwen yang posisinya sejajar dengan dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours, Truly.
Historical Fiction[21+] "Terima kasih sudah datang menyelamatkanku..." Ujar Gwen sambil perlahan menengadahkan wajahnya dan menatap wajah Alaric. Aku siap menebas leher siapapun yang berani mengikatmu seperti tadi, Gwen. Ujar Alaric dalam diam. ...