- 18 -

7.4K 455 44
                                    

Sexual Encounter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sexual Encounter.

Gwen duduk di kursi makan, jemarinya mengetuk - ngetuk meja, matanya menatap lidah api yang bergerak menjilat - jilat udara. Ia masih memikirkan hal mengerikan yang terjadi sore tadi. 

Nina dan dirinya tengah duduk sambil menikmati roti dan krim, membicarakan betapa luar biasanya ide mencampurkan roti dan krim. Sampai tiba - tiba terdengar sesuatu yang ramai dari lapangan, lalu terdengar suara Kuda berderap. Nina dan Gwen ikut mendekat, lalu menyadari salah satu dari dua orang yang menaiki kuda adalah Alaric. Ia memakai baju zirah besinya dengan lengkap dan membawa kayu tumpul panjang.

Gwen langsung tau apa yang akan Alaric lakukan, Jousting. Ia berusaha mengejar Alaric dari luar arena, berniat melarangnya. Mengingat olahraga itu sangat berbahaya dan telah menelan korban jiwa. Tapi saat mata mereka bertemu, Alaric hanya tersenyum lebar.

"Hey, wifey! Doakan aku!" begitu katanya. Lalu memacu kuda menuju posisnya.

Gwen masih ingat dadanya berdenyut karena jantung yang berdegup cepat. Atau saat ia berdoa kepada seluruh dewa yang ada di langit dan Tuhan di gereja. Kepada seluruh penguasa langit dan bumi, agar menjaga suaminya.

Gwen melihat dengan matanya sendiri saat Alaric memacu kuda dengan sebelah tangan, dan tangan satunya memegang kayu sepanjang 3 meter mengarah pada lawannya. Begitu juga lawannya, memegang kayu panjang yang mengarah pada Alaric. Sampai akhirnya kedua kayu menyentuh dada masing - masing, disini lah kekuatan para peserta diuji, yang terkuat lah yang menang. Lawan Alaric terjatuh, sementara Alaric masih duduk di atas kudanya meski hampir terjatuh.

Gwen hampir lupa bernafas saat melihat suaminya bertanding, untunglah Alaric baik - baik saja. Dan dinobatkan sebagai pemenang dalam pertandingan melawan tamu Raja saat itu.

Gwen jadi teringat pada setiap pertandingan Joust yang pernah ia lihat. Ia seringkali merasa kasihan dengan para peserta. Mereka terjatuh, terjungkal, beberapa ditendang kuda atau mati karena tongkat yang kurang tumpul. Tapi tak pernah merasa ketakutan seperti tadi.

Lalu pintu terbuka, Alaric muncul dan Gwen langsung memeluknya erat. Alaric tersenyum dan memeluk Gwen balik.

"Mandilah, aku sudah menyiapkan air untukmu."

Alaric mengunci pintu dan membuka pakaiannya satu persatu, sampai tubuhnya tak dilapisi apapun dan memasuki air di bak yang hangat.

Gwen tersenyum saat melihat tubuh suaminya yang kencang dan berotot berjalan memasuki bak. Matanya tidak ingin kelewatan apapun, menyusuri dari bahu lebarnya, dada tebalnya, perutnya yang ramping, bokongnya yang bahkan lebih kencang dari miliknya, kejantanannya yang menggantung diantara kedua kakinya sampai kedua kakinya yang kokoh. Mata Gwen menatap semuanya sebelum tenggelam ke dalam bak

Fokusnya kini berpusat pada kejantanan Alaric. Tidak semengerikan yang aku bayangkan. Aku akan baik - baik saja. Tapi... Sepertinya tadi pagi menonjol, mengapa sekarang turun?

Yours, Truly.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang