Long Lost Brother.
"Selamat Pagi Yang Mulia" Ujar Jeschke saat memasuki kamar Gwen.
"Selamat pagi Jeschke." Balas Gwen sambil memungut pakaian Alaric yang berada di sudut ruangan, di tempat terakhir Gwen melepaskannya dari tubuh suaminya.
"Biar aku ambil itu Yang Mulia." ujar seorang pelayan lain yang bertugas membantu Jeschke membereskan kamar Raja dan Ratunysm
Gwen memberikan pakaian Alaric padanya dan duduk di kursi rias, Jeschke sudah menunggu untuk menyisir rambutnya.
"Tunggu sebentar Jeschke." Ujar Gwen pelan saat bokongnya baru saja menyentuh dudukan kursi yang empuk. Ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, Gwen merasakan bagian bawah perutnya terasa sangat kencang, seakan sesuatu menekan area selangkangannya, dan rasa sakit itu memutar ke sekeliling pinggangnya.
"Yang Mulia baik - baik saja?" Tanya Jeschke khawatir.
Gwen mengangguk cepat, "Never better."
Senyum lebar menghiasi wajahnya, Rasa sakit di area pinggangnya memang cukup mengganggu, tapi semuanya ditutupi oleh sisa - sisa euforia dari kebahagiaan yang datang tadi malam. Ia kini bersandar pada senderan kursi dan membiarkan Jeschke menyisir rambutnya.
"Apa Alaric sudah bersama para squire?"
"Yang Mulia Raja baru saja pergi ke Desa terluar dengan Lord Greg dan Lord Finn." Jawab Jeschke, kedua tangannya begitu cekatan menyisir rambut panjang Gwen.
"Apa ia sudah sarapan?"
"Belum Yang Mulia, beliau pergi sedikit terburu - buru. Sejujurnya, ia bangun lebih siang dari biasanya."
Gwen menunduk sambil menahan senyumnya, teringat yang mereka lakukan sampai lewat tengah malam. Mengobrol cukup lama dan membahas banyak hal, mengisi ruang kosong yang keduanya tinggalkan saat saling menjauh. Mulai dari mengajak bicara janin di dalam kandungan Gwen, membahas permasalahan yang terjadi di desa sampai mencari nama untuk calon penerus Raja.
"Selamat pagi Yang Mulia." Sebuah suara terdengar di Pintu.
Gwen langsung menoleh dan melihat seseorang berdiri di dekat pintu, "Clarina, masuklah. Apa ini waktunya kau mengecek kandunganku?"
Wanita berrambut merah itu tersenyum seraya mendekat dan mengambil tangan Gwen, ia langsung mengecek nadi Gwen, "Tadi pagi Yang Mulia Raja mendatangi kantor tabib istana, ia meminta aku mengecek kandungamu pagi ini"
"Oh..." Jawab Gwen pelan. Kembali teringat pada nada suara khawatir Alaric dan pertanyaan yang terus - menerus diajukannya sepanjang malam.
Clarina mengulurkan tangannya dan menyentuh perut Gwen dari segala sisi, "Umh, agak kencang. Kau pasti merasa sakit di pinggangmu ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours, Truly.
Historical Fiction[21+] "Terima kasih sudah datang menyelamatkanku..." Ujar Gwen sambil perlahan menengadahkan wajahnya dan menatap wajah Alaric. Aku siap menebas leher siapapun yang berani mengikatmu seperti tadi, Gwen. Ujar Alaric dalam diam. ...