- 8 -

7.2K 554 21
                                    

New Friendship

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

New Friendship

Gwen merasakan kepalanya mendadak terasa ringan saat Alaric memperdalam ciumannya, yang semula hanya sekedar sentuhan ringan di bibir kini bergerak semakin liar, Gwen suka rasa hangat yang datang dari bibir Alaric, atau aroma tubuhnya yang becampur dengan aroma alkohol yang ringan.

Alaric menyelipkan tangannya ke sisi leher Gwen, menyentuh area sensitifnya, membuat Gwen mengikuti kemauan tubuhnya. Perlahan tangannya naik ke lengan Alaric, berpegangan karena ia merasa seperti mabuk, setiap sentuhan Alaric membuat seluruh tubuhnya lemas tak berdaya.

Sebagai seorang anak Raja yang tinggal di istana, Gwen hampir tak memiliki kebebasan. Jangankan berciuman dengan Ksatria, menatap mata Gwen pun mereka tidak berani. Yang Gwen tau soal ciuman hanya sebatas yang ia lihat antara ayahnya dan Mathilde, dan Gwen berpikir ciuman di bibir hanya dilakukan oleh orang yang sudah menikah.

Gwen melepaskan tautan bibirnya dari Alaric untuk menarik nafas, kedua dada mereka naik turun diikuti degup jantung yang berdetak cepat. Gwen menatap ke dalam mata hitam Alaric yang tampak nanar, lalu turun ke bibirnya yang tipis dan tampak bengkak memerah.

"Alaric, aku... Oops, maaf... Aku akan tunggu diluar saja."

Gwen langsung menarik diri karena kaget saat Finn tiba - tiba memasuki rumah, ia langsung menghindar dan memunggungi pintu.

Alaric sendiri menggerutu dalam hati dan menyusul Finn di luar rumah, "Ada apa?" Tanyanya datar sambil menyeka bibirnya yang basah.

Finn menahan senyum, "Sir Rufus meminta kita mengerjakan saluran air di belakang istana."

"Okay, kau duluan saja..."

"Baik, aku paham. Aku mengerti kau ingin menyelesaikan sesuatu..." Ujar Finn, masih menahan senyum untuk menggoda Alaric. Sementara Alaric hanya diam, membiarkan Finn menikmati waktu untuk menggodanya.

Alaric menghela nafas dan kembali ke dalam rumah, Gwen duduk di atas dipan sambil melipat kedua kaki di depan tubuhnya.

Alaric berjalan ke meja dan melepaskan pelat besi di tubuhnya, "Aku harus mengerjakan sesuatu, ini... Pegang ini." Alaric mengeluarkan sebuah kantong dan memberikannya pada Gwen, "Beli apa yang kau butuhkan dengan uang itu. Kau bisa menyalakan api?"

Gwen menggelengkan kepalanya.

Alaric menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Aku akan kembali sebelum gelap."

"Baik..."

Tanpa mengatakan apa - apa lagi, Alaric pun pergi meninggalkan rumah.

Gwen sendiri masih duduk di atas dipan. Di kepalanya terus berputar putar adegan ciumannya dengan Alaric tadi. Gwen hanya pernah mencium satu orang laki - laki dalam hidupnya, ayahnya sang Raja, itu pun hanya di pipi dan hanya sekilas. Bukan jenis ciuman yang membuat seluruh tubuhnya terasa lemas dan panas seperti yang Alaric lakukan.

Yours, Truly.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang