- 5 -

7.1K 541 8
                                    

First Kiss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

First Kiss

Gwen hampir jatuh dan terjengkang ke belakang saat Alaric menabrakkan bibir mereka. Tetapi lengan besar Alaric yang lain menahan punggungnya dan ia tak memiliki pilihan lain selain merapatkan tubuhnya pada Alaric agar tidak terjatuh.

Norman pernah mengajari Gwen ilmu dasar soal pertahanan diri, dan ia tak ragu untuk melakukannya sekarang. Tapi ada sesuatu pada diri lelaki itu yang membuat Gwen membatalkan rencananya dan memilih menikmati sentuhan mereka di bibir.

Sentuhan pertama Gwen di bibir dengan pria manapun, pria yang sama yang juga telah menyelamatkan dirinya.

"Sir..." Ujar Gwen saat bibir Alaric memberi jeda padanya. Tapi jeda itu tak lama karena Alaric tak dapat menahan dirinya untuk tidak terus mencumbu bibir Gwen, merapatkan bibir mereka kembali dan menikmati kehangatan yang datang dari sana.

"Yes?" Balas Alaric singkat. Kini tak lagi berjongkok, melainkan sudah berlutut dan berdiri begitu dekat dengan Gwen. Ia tak menyangka akan memiliki ketertarikan seperti ini pada seorang wanita dari rumah bordil.

Alaric melepaskan bibirnya dari bibir Gwen dan mulai mencumbu rahang dan turun ke leher Gwen. Mengirimkan sensasi menggelitik ke seluruh tubuh Gwen dan membuat jemarinya mencengkram tunik Alaric. Kebingungan, harus mendorong tubuh lelaki ini menjauh atau justru menariknya lebih erat.

"Aku... Mhm..." Gwen tak dapat melanjutkan kalimatnya, matanya terpejam menikmati sentuhan Alaric.

"Ya?" Alaric menggumam, ingin bertanya tapi bibirnya sedang sibuk menghujani tulang selangka Gwen dengan kecupan dan isapan lembut.

Terdengar deru nafas dari bibir Gwen, "Uh, aku..."

Alaric tersenyum mendengar suara gumamman yang menyatu dengan desahan itu. Perlahan kedua tangannya menyentuh kedua sisi pinggang kecil Gwen yang dibalut korset ketat, Alaric mengambil jarak dan menatap mata indah Gwen.

"Say it..." Ujar Alaric rendah, tak sabar ingin segera mendengar keinginan dari gadis yang ia bawa dari rumah bordil ini.

"Aku... Aku bukan... Budak dari sana."

Alaric mengerjapkan matanya berkali - kali, "Apa?" tanyanya singkat.

"A-aku bukan budak Els"

"Kau bukan wanita bayaran?" Gwen menggelengkan kepalanya perlahan.

Spontan Alaric bangkit dan membalikkan tubuhnya, secara refleks menyentuh bibirnya dengan ibu jarinya. Seakan mencoba menghapus residu sisa ciuman mereka yang rasanya masih bisa Alaric rasakan. Ia tidak ingat kapan terakhir kali ia mencium wanita, dan sekalinya ia mencium, ia malah mengotori seorang gadis muda yang polos.

Jadi ia menangis bukan karena takut, tapi karena ia memang bukan budak disana.

Yours, Truly.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang