Make Amends.
"Hati - hati." Ujar Alaric saat Gwen menaiki kereta. Sebelah tangannya membantu Gwen, sementara tangan yang lain menahan bagian atas kepala Gwen. Berjaga - jaga jika kepala istrinya terbentur pintu kereta. Setelah Gwen duduk, Alaric langsung naik dan duduk di sebrang Gwen. Kali ini tanpa rasa canggung.
"Ada apa?" Tanya Alaric saat melihat istrinya meringis. "Kau baik - baik saja?" Alaric langsung menegakkan tubuhnya, sudah siap meminta kusir kereta menghentikkan keretanya jika Gwen butuh waktu sejenak.
Gwen tersenyum sambil mengangguk, "Tidak apa - apa, hanya merasakan tendangan." Gwen mengatur kembali nafasnya sambil menikmati sensasi aneh yang juga terasa menyenangkan di dalam perutnya. "Kau mau menyentuhnya?"
Alaric menjawab dengan anggukan cepat, ia langsung berpindah ke sisi Gwen dan meletakkan tangannya di perut Gwen.
"Hai Jagoan." Sapa Alaric pelan.
Makhluk kecil di dalam perut Gwen merespon dengan cepat. Ini pertama kalinya Alaric merasakan anaknya bergerak. Sebelumnya ia selalu pulang malam dan saat ia menyapa, pergerakan anaknya mulai melemah. Kali ini ia benar - benar merasakan tekanan kuat dan gerakan yang sunggij terasa dari perut Gwen.
"Whoa, tadi itu gerakan yang kuat. Kau baik - baik saja?"
Gwen tertawa, "Yeah, hanya sedikit geli."
Alaric tak berhenti mengajak anak di dalam perut Gwen bicara, terus merangsangnya agar bergerak dan merespon ucapannya. Membuat Gwen teralihkan pada kejadian yang ia dengar sesaat sebelum pulang.
"Kita sampai Yang Mulia." Ujar sang kusir pelan sambil merekahkan seyun. Memecah keceriaan di dalam kereta antara Alaric dan Gwen. Sesuatu yang akhir - akhir ini jarang kusir itu saksikan, atau lebih dari sebagian pelayan di Kastil Habsburg saksikan akhir - akhir ini.
"Dimana Jeschke?" Tanya Gwen saat ia turun dan tidak melihat Jeschke menyambutnya.
"Sepertinya ia sedang menjahit di belakang, aku akan meyuruhnya untuk menemuimu Yang Mulia." Ujar seorang penjaga pintu.
"Tidak, tidak perlu. Aku hanya bertanya." Ralat Gwen cepat, lupa bahwa ia memang meminta Jeschke untuk menyelesaikan beberapa braise miliknya yang jahitannya terlepas. Gwen menghela nafas pelan, entah mengapa ia sering sekali melupakan hal - hal kecil akhir - akhir ini.
"Aku akan mengantarmu." Ujar Alaric cepat.
Gwen tak menjawab. Ada rasa gelenyar di dalam perutnya, diikuti rasa senang karena Alaric akhirnya mau bicara lagi dengannya. Keduanya memasuki istana yang terlihat sudah sepi, hanya ada para penjaga yang berdiri di beberapa pintu keluar.
Menit - menit selanjutnya dihabiskan dalam diam oleh keduanya saat menaiki tangga. Di dalam kamar, Gwen langsung duduk di meja rias dan melepaskan tiaranya. Sementara Alaric langsung memasuki ruang mandi untuk mencuci wajah dan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours, Truly.
أدب تاريخي[21+] "Terima kasih sudah datang menyelamatkanku..." Ujar Gwen sambil perlahan menengadahkan wajahnya dan menatap wajah Alaric. Aku siap menebas leher siapapun yang berani mengikatmu seperti tadi, Gwen. Ujar Alaric dalam diam. ...