[21+]
"Terima kasih sudah datang menyelamatkanku..." Ujar Gwen sambil perlahan menengadahkan wajahnya dan menatap wajah Alaric.
Aku siap menebas leher siapapun yang berani mengikatmu seperti tadi, Gwen. Ujar Alaric dalam diam.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Period
Suara decit meja yang beradu ke dinding menimbulkan suara yang berisik, tapi tak satupun dari Alaric atau Gwen peduli. Keduanya terlalu menikmati persetubuhan mereka.
Alaric menunduk kearah Gwen yang duduk di hadapannya. Sorot matanya tajam, sesekali terdengar geraman dari bibirnya, matanya terpejam setiap kali syaraf sensitif di kejantanannya menyentuh dinding kewanitaaan Gwen.
Tubuh Gwen bergoyang di atas meja setiap kali Alaric mengadukan pinggulnya, ia tak lagi peduli jika meja yang ia duduki patah atau ambruk. Ia tak akan mengeluh dimanapun Alaric mengajaknya berhubungan seks, selama ia diberikan kenikmatan semacam ini.
Sebelah tangan Gwen yang semula berpegangan pada pinggir meja kini mencengkram lengan Alaric, diikuti dengan desahan Gwen yang semakin tak terkendali dan rasa hangat yang membanjiri batang penis Alaric di dalam tubuh Gwen.
Gwen tak dapat mengingat sudah berapa kali ia disapu badai nikmat itu semenjak suaminya kembali dari berburu kemarin.
Alaric menganggap orgasme Gwen sebagai tanda baginya untuk meraih puncaknya sendiri. Gwen terkulai lemas menikmati sisa kenikmatan, sementara Alaric terus memompa. Lebih kencang, lebih dalam, lebih cepat. Sampai saat puncaknya terasa dekat, Alaric mencabut penisnya dari Gwen dan menumpahkan benihnya ke tanah sambil mengerang.
"Oh, Guinevere... Aku mungkin akan terus memintamu melakukan ini" ia menutup kalimatnya dengan kecupan di kening Gwen dan duduk di kursi. Kedua kakinya terasa panas dan pegal karena aktivitas seksual mereka beberapa jam terakhir ini.
Gwen merapatkan kakinya perlahan dan menurunkan gaunnya. Ada rasa sakit di pangkal pahanya karena terlalu sering membuka kakinya, ditambah lagi rasa sakit baru di sekitar pinggangnya.
Pastikarenaposisikubarusan. "Aku tak akan menolak."
"Oh, aku akan menagihnya..." Jawab Alaric cepat sambil menunjukkan senyum asimetrisnya.
Gwen tersenyum malu, ia berjalan pelan ke arah bak air dan berjongkok. Mencoba membasuh area kewanitaannya perlahan.
"Sakit ya?" Tanya Alaric khawatir, kini ia berpindah ke dipan dan duduk menatap istrinya.
Gwen bangkit dan tersenyum, "Sedikit..." Gwen memakai kembali braies-nya dan berjalan ke sisi Alaric dan duduk di pinggir dipan bersama suaminya.
"Ma-maaf," Ujar Alaric kaku, "Aku akan mencoba melakukannya secara perlahan lain kali"
"Tidak apa - apa, aku..." kalimat Gwen menggantung di udara, ia melirik Alaric, "... Menyukainya"