47//Reysal (end)

3.2K 61 0
                                    

jangan lupa:
1).komen
2).vote
3).follow

Typo pasti ada:)

Happy reading semuanya..

______

"Akh... " Rintih Safira disaat dirinya merasa perutnya terasa sakit.

Reynal yang merasa terganggu dengan tidurnya mencoba untuk membuka matanya. Dirinya menoleh kesamping yang mendapatkan istrinya dengan keringat dingin.

"Sayang kamu kenapa?" Tanya reynal khawatir.

"Perut aku sakit mas. Akh...."

"Mau berak?"

"Kayaknya aku mau lahiran." Reynal mendadak gelagapan.

"Aduh! tahan ya sayang tahan dulu, kamu Kuat." Reynal berlari ke keluar kamar dengan teriak-teriak, Semua pintu reynal gedor-gedor.

"SEMUANYA BANGUN! SAFIRA MAU LAHIRAN CEPETAN!" Reynal kalang kabut. Dirinya bingung harus apa.

Reynal kembali ke kamar, Dirinya menggendong lalu berjalan menuju parkiran, Safira merintih kesakitan terus-menerus membuat reynal merasa khawatir.

"Tahan sayang tahan ya." Reynal mengecup kening Safira sekilas. Satpam yang menjaga dengan sigap langsung membukakan pintu mobil untuk reynal.

"Ayo pak, Cepet!"

"Iya den,"

"Mas sakit!" Air mata Safira turun dengan derasnya. Reynal menggenggam tangan Safira erat dengan sesekali mengecupnya.

"Tahan ya sayang, Aku yakin kamu kuat, demi anak kita." tangan Safira menggenggam bahu reynal erat, Sampai ada goresan disana. Reynal tidak mempermasalahkan hal itu. Ini tidak sebanding dengan apa yang dirasakan oleh istrinya ini.

Safira sudah berada diruang persalinan, Dokter tidak bisa langsung menangani safira. Safira baru saja pembukaan 6. Memang Safira menginginkan melahirkan secara normal.

"Kamu operasi aja gimana sa? Aku gak kuat lihat kamu kayak gini." Reynal khawatir, air mata membendung di kelopaknya dan sebentar lagi akan menetes. dirinya sakit melihat istrinya dengan keadaan seperti ini tapi mau bagaimana lagi.

"Aku insaallah bisa kok mas." Dengan tersengal-sengal Safira berucap. Semua orang menunggu di depan kamar. Didalam hanya ada Safira dengan reynal.

"Kamu yang kuat ya, ada aku disini, kita berjuang bersama-sama, demi anak kita, demi baby kita.."

"kamu bisa diem gak sih mas? Sakit, Mau aku cakar?!" Tangan Safira mencengkeram selimut dengan kuat. Keringat dingin membasahi pelipisnya.

"Kalau itu buat kamu gak kesakitan, Aku rela." Ucap reynal sungguh-sungguh, jika saja itu bisa dirinya akan merelakannya demi istri dan calon anaknya.

Safira tak menanggapi ucapan reynal. Dirinya memejamkan matanya mencoba untuk menahan rasa sakitnya.

Reynal terus saja merapalkan do'a untuk istrinya dan buah hati mereka. Tangisnya tak kunjung selesai melihat istrinya dengan terbaring lemah di atas ranjang. Tetapi dirinya akan mencoba baik-baik saja, dirinya harus menahannya, reynal rasa ini waktu yang tidak tepat, dirinya harus memberi semangat bukan sedih-sedih seperti ini.

Sendari tadi tangannya saling bertautan dengan istrinya saling menyalurkan kekuatan. Beberapa kali dirinya mencium kening istrinya dengan penuh kasih sayang, berharap semua akan baik-baik saja, dan akan bahagia.

Diluar Santi menangis dia khawatir dengan Safira, dan Gian lah yang mencoba menenangkan istrinya.

"Kita berdoa saja semoga Safira baik-baik saja." Ucap Gian dan Santi mengangguk. Semuanya diam, tegang dan menunggu

My Husband CEO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang