♧EPILOG♧

437 61 21
                                    

Lo gak bisa menilai buku dari cover-nya, sama dengan lo gak bisa menilai seseorang dari tampilan luar atau sekilasnya saja.

Altez sadar, pepatah tersebut benar.

Mulai dari Nalla. Gadis pertama yang dia sukai, ternyata memiliki gangguan emosi dan diancam oleh Stevan.

Stevan. Teman yang menjadi musuh sebab dendamnya atas kematian Violet (kembaran Viola anggota Délion), yang sebenarnya murni kecelakaan.

Lalu ... Gazetta. Gadis keras kepala yang selalu menolaknya dulu, ternyata juga punya sisi misteriusnya sendiri.

Kemudian Xabil. Sosok berhati malaikat, donatur tetap Panti Asuhan, yang ternyata mampu juga melakukan tindak kejahatan.

Terakhir ... dirinya sendiri. Tidak bisa dipungkiri, Altez terkenal sebagai sosok bucin yang gak bosan ngintilin Zetta kemana-mana. Hanya anggota Délion dan Zetta yang tahu sisi kejamnya.

Jadi, sebaiknya jangan menilai Altez terlalu baik. Ini pesan untuk siswi-siswi yang tergila-gila padanya.

Bagaimanapun, cover tak akan pernah mampu mendeskripsikan seluruh buku, jadi berhati-hatilah dalam memilih bacaan.



Pasca penyerangan besar-besaran yang Stevan lakukan di mansion rahasia Keluarga Griz, keadaan anggota inti dan Keluarga Griz berangsur-angsur membaik.

Semua kembali seperti semula untuk mereka, tapi tidak untuk pelaku.

Zydan tidak memenjarakan Stevan, karena sedari awal dia tidak melibatkan polisi dalam misi penyelamatannya. Dia mengirim Stevan ke Jakarta, tempat asalnya. Bersama Stevan, ada orang suruhannya yang bertugas mengawasi setiap gerak-gerik lelaki itu.

Stevan tergolong manusia yang nekat, jadi tidak bisa dibebaskan begitu saja.

Sementara Xabil dan Jordan dibebaskan sepenuhnya, karena mereka mau membantu dan dapat dipercaya.

Setiap tindakan adalah hasil kesepakatan Zydan dan Altez. Ketua Vazquez dan Ketua Délion.

Lalu Nalla sudah tinggal di rumah besar bersama kedua orangtuanya, gadis itu tampak lebih bahagia sekarang, karena sudah tidak ada Stevan yang menekannya.

Setelah ini, Altez dan Zetta berharap mereka dapat menjalani sisa waktu sebagai siswa dan siswi dengan tenang, tanpa drama yang mampu meregang nyawa lagi.

Altez tersenyum menatap foto yang baru saja Zetta kirimkan. Gadis itu sedang bersama Kina dan Dara yang menginap. Dia mengetik balasan sebelum melangkah memasuki markas Délion.

♪♪♪

"Gue mau kasih tahu sesuatu." Zetta duduk bersila memangku bantal, menatap serius kedua sahabatnya yang hari ini menginap, atas permintaannya.

"Apa?" tanya Kina. Gadis itu tengkurap di kasur, menonton drakor dari laptop Zetta.

Dara menutup komiknya juga, fokus pada Zetta. "Iya, kenapa?"

Zetta menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan. "Sebenernya ..."

"Apa? Lo anak pungut?" Dara menaikan alis.

Zetta melotot tak terima. "Bukan ih!" Gadis itu menarik napas dalam lagi. "Kalian jangan kaget, jangan marah, jangan kecewa, jangan ngamuk, jangan---"

"Lu kasih tahu aja belum!" Kina menyela sebal, beranjak duduk.

Zetta nyengir. "Hehehe." Gadis itu mengusap tengkuk. "Jadi ... sebenernyagueanggotaVazquez," katanya, nge-rap.

1... 2... 3...

ALTEZETTA ft. NCTZY ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang