Break Up

27K 2.8K 279
                                    

Setelah sampai di tempat duduknya, Naya pun memanggil waiters yang baru saja selesai mengantar pesanan.

"Bisa saya catat pesanannya, Nona?" ucap waiters tersebut.

"Hm guys kalian mau pesen apa?" tanya Naya pada kedua sahabatnya.

"Ngalur Nay" ucap Bella dan dianggukki oleh Jessie.

"Okedeh. Kalo gitu 3 beef goulash, 3 cheese spaetlze. Minumnya terserah pokoknya yang seger, penutupnya chocolate lava cake aja" ucap Naya.

"Baik, Nona. Mohon tunggu" ucap waiter itu setelah selesai mencatat pesanan Jessie dkk. Ia pun membungkuk 45 derajat dan pergi menyerahkan catatan pesanan yang sudah ia catat tadi.

Berselang setengah jam kemudian, pesanan mereka pun akhirnya sampai. Pramusaji menata makanan mereka di atas meja dengan profesionalnya.

"Selamat menikmati, Nona-nona sekalian" ucap pramusaji itu dengan ramah.

"Terima kasih" ucap Jessie, sama seperti saat ia berterima kasih pada pelayan di mansionnya.

Bella dan Naya tertegun setelah melihat kejadian di depan mata mereka, seorang Jeslyn yang tidak pernah menghargai orang lain yang kedudukannya lebih rendah sekarang mengucapkan 'terima kasih' pada pramusaji.

Bella dan Naya saling tatap dan berkedip lucu, seolah memiliki pikiran yang sama.

"Jessie sudah berubah"

Mereka pun menikmati makan siang dengan khidmat, tablemanner sangat diperhatikan di sekolah ini. Mengingat penghuninya yang merupakan penerus para konglomerat kelas atas, membuat pendidikan sekolah tidak hanya berisi mata pelajaran IPA dan IPS saja. Namun juga etiket dan sikap.

Saat Jeslyn tengah menikmati makan siangnya, tiba-tiba

BRUK

Seorang gadis berambut coklat terang jatuh tersungkur tepat di samping Jessie. Bella dan Naya yang tengah menikmati makan siangnya pun menolehkan kepala mereka ke arah gadis itu, kecuali Jessie yang hanya melirik sekilas.

'Trik lama. Basi banget' batin Jessie sambil melanjutkan makan siangnya dengan tenang.

"Aw sakit...hiks dengkul sama tangan aku hiks berdarah... Hiks hiks" tangisnya. Orang-orang disekitar hanya diam, tidak ada yang mau membantu. Tentu saja, jelas-jelas Zena menyandung kakinya sendiri. Untuk apa dibantu?

Sampai akhirnya Leo dkk berlari tergesa-gesa mendekati Zena yang masih menangis sesegukan.

"Zena? Zena kamu gapapa kan?" tanya Leo sambil membantu Zena berdiri.

"Aduh duh lutut aku Leo.. Hiks sama tangan aku jugaa" suara Zena terdengar parau.

Byuuurrrr

Minuman lemon yang Naya pesan tadi kini bernasib naas karena digunakan Alex untuk menyiram Jessie tepat di wajahnya. Jessie hanya diam, mengambil serbet di sisi kanannya yang kemudian ia gunakan untuk mengelap wajah dan bajunya.

"Jeslyn! Lo ga ada kapok-kapoknya ya ngebully Zena?!" hardik Alex sambil berkacak pinggang di samping Jeslyn.

"Heh! Lo tuh abangnya! Kok malah belain Zena sih?! Jelas-jelas tuh cewek nyandung kakinya sendiri! Tanya noh sama yang laen kalo ga percaya!" Bella marah, ini bukan yang pertama kalinya tapi entah kenapa emosi Bella mudah terpancing hari ini.

Gue liat kok Zena kesandung kakinya sendiri
Iya gue juga liat
Emang dasaran caper aja tuh cewek
Kasian Jeslyn sampe kuyup gitu
Iya, mana sama kakak sendiri lagi

Bisik-bisik para murid terhenti saat Leo menatap tajam mereka, Leo memang ditakuti di seluruh sekolah karena pribadinya yang bringas jika sudah marah.

Leo pun berbalik dan berjalan cepat dengan tatapan tajamnya ke arah Jessie.

Villainess' RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang