The End

15.5K 849 24
                                    

7 tahun kemudian,

Di sebuah hutan lebat nan gelap. Rintik gerimis turun membuat genangan air di ceruk tanah. Air hujan itu nampak bercampur dengan warna merah darah, di sekitar banyak tubuh yang sudah terkapar tak bernyawa.

Seorang pria mengesot mundur dengan tubuh gemetar, ia berhenti saat punggungnya bertabrakkan dengan batang pohon, "j-ja-jangan mendekat!" ucap pria itu terbata seraya menodongkan sebuah belati ke arah gadis bermata biru bagai hewan buas yang menyala seraya menatap pria itu tajam, membuat si pria semakin bergetar ketakutan karenanya.

Syuuutt jleb

Pria itu melemparkan belatinya dan tepat mengenai dada kiri sang pemilik mata biru itu. Ia menatap belati yang menancap di dadanya itu datar, dengan santai ia mencabutnya dan menatap darah yang mengalir di belati itu.

Tatapannya beralih menatap tajam ke arah pria yang tadi melempar belati itu. Ia berjalan pelan mendekati pria itu, membuat si pria kini menangis karena ketakutan.

Sang pemilik mata biru menatap pria itu rendah. Ia tidak berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan pria itu, orang-orang ini tidak pantas menatap matanya secara langsung. Mereka berada tepat di tempat mereka seharusnya berada, di bawah kakinya.

Syuutt jleb

"aaakkhhhh" pria itu mengerang kesakitan saat belati yang tadi ia gunakan untuk menyerang kini menancap di tepat di jantungnya.

Sang mata biru berbalik hendak meninggalkan pria yang sebentar lagi akan menyusul para rekannya ke neraka itu.

"mon-monster..."

Langkahnya terhenti saat pria itu menyebut dirinya 'monster'. Ia memutar kepalanya ke belakang melihat pria itu, matanya menyala terang seraya ia tersenyum lebar bagai psikopat, menampakkan empat taring atas yang tajam dan dapat mengoyak otot manusia sekalipun.

"I AM" ucapnya dengan nada rendah nan seram. Ia kembali menoleh ke depan dan melanjutkan langkahnya.

Ia melihat seorang pemuda yang mirip dengannya nampak berjalan mendekatinya, "kak, yang di sana udah abis" ucap pemuda itu.

Ia mengangkat tangannya, mengacak pelan surai hitam si pemuda yang mirip dengan miliknya, "good boy" ucapnya. Si pemuda nampak merona karena dipuji oleh sang kakak.

"kakak gak lupa kan besok hari apa?" tanya pemuda itu. Mereka kini tengah berjalan keluar dari hutan gelap tersebut.

"of course not" ucapnya. Matanya kian menajam seraya ia berjalan, besok adalah hari dimana mereka akan menaikki takhta.

---//---

"hiyaaa!"

Swoosh tak tak tak

Seorang gadis berambut putih kekuningan diikat kuncir kuda itu nampak tengah berlatih mengayunkan katana kayunya. Ia berlatih di sebuah taman bernuansa khas Jepang dimana terdapat banyak tanaman bonsai dan kolam ikan Koi.

"Kyouka, minumnya mama tarok di sini ya" ucap seorang wanita cantik bersurai abu-abu itu seraya meletakkan nampan berisi secerek jus jeruk dan sebuah cangkir, tak lupa sepiring roti melon kesukaan puterinya.

"iya mama, arigatou" ucap gadis itu lembut dengan suara bagai bidadari. (bayangin suara hinata(naruto) di anime)

Kyouka menghentikan sejenak latihannya ia pun berjalan mendekati nampan berisi jus jeruk yang ditinggalkan sang ibu untuknya. Nampak peluh keringat sudah membanjiri tubuh sang gadis. Namun hal tersebut malah menambah kecantikan dan kesan seksi dari gadis itu.

Setelah menenggak setengah gelas jus, ia pun mengamit roti melon itu dan menggigitnya. Pipinya yang mengembung seraya ia mengunyah itu nampak membuatnya telihat lucu dan menggemaskan.

Villainess' RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang