True Self

27.2K 2.7K 530
                                    

"KAK SISCA!!!"

"AAA huff huff huff" Jessie terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk yang terasa begitu nyata. Dengan cepat ia mengambil air di nakas sebelah kasurnya dan meminumnya hingga tandas.

Tring

Bunyi notifikasi pesan dari ponselnya terdengar, ia pun berjalan mengambil ponselnya yang ia letakkan di sebelah gelas air tadi.

Tertera nomor tidak dikenal di sana, 'Hm? Siapa?'

Mata Jessie membulat sempurna saat melihat foto profil orang yang mengirimkan pesan itu, sama persis dengan orang yang ada di mimpinya. Apakah kebetulan?

Isi pesannya adalah, "Hai Jes, apa kabar? Maaf gue baru bisa hubungin lo sekarang karena gue kira lo masih dalam masa berkabung atas meninggalnya kak Sisca"

"Jes, kapan lo bakal balik ke markas? Kita semua kangen sama lo, kak Sisca ninggalin wasiat buat kita dan kita gamau buka sampe lo kesini. Kabarin gue kalo lo udah mau balik ke sini, kita semua nungguin lo Jes"

DEG

"Aakkhhh" tiba-tiba kepala Jessie berdenyut, memori dimana dirinya yang dulu adalah seorang penembak jitu dari salah satu gangster terkenal, Venomous Lily, yang seluruh anggotanya adalah perempuan.

Orang yang mengirimkannya pesan tadi adalah sahabat karibnya, namanya Samiana. Sedangkan 'kak Sisca' yang disebutkan Sami dalam pesannya, adalah pemimpin Venomous Lily yang dua tahun lalu meninggal dunia.

Jessie ingat, Sisca adalah sosok yang berarti bagi Jeslyn. Ia memerlakukan Jeslyn selayaknya adik kandungnya sendiri dan begitupun sebaliknya. Meskipun sebenarnya umur Sisca sudah lebih dari 30an, karena wajahnya yang awet muda membuat seluruh gangster memanggilnya 'kakak'.

Waktu itu mereka sedang bertempur melawan gangster lain, Sisca yang tengah fokus dengan lawannya pun lengah dan ditembak oleh musuh dari belakang.

Jeslyn yang menyaksikan kejadian itu dari atas gedung pun merasa telah gagal karena tidak bisa menembak lawan yang membunuh Sisca.

Kalau saja saat itu dia tidak lengah dan lebih dulu membunuh musuh, mungkin Sisca masih bisa hidup sampai sekarang.

Ya, masa lalu biarlah tetap di belakang. Kita harus menatap masa depan untuk terus maju dan berkembang. Itulah motto yang selalu dipegang oleh Jessie setiap kali ia kalah dalam pertandingannya.

Jessie tersenyum miring, ia kira Jeslyn hanya gadis biasa yang kerjanya hanya mengemis cinta, ternyata ia salah. Sungguh, jangan menilai buku dari sampulnya.

Baiklah, sudah Jessie putuskan bahwa ia akan kembali. Tapi tidak dalam keadaan seperti ini. Ia harus menjadi lebih kuat lagi, ilmu karate yang ia miliki dari kehidupan sebelumnya masih bisa ia gunakan. Tapi tubuh ini, sepertinya ia harus melakukan sedikit upgrade.

"Weekend nanti gue harus ngegym" ucap Jessie merencanakan pelatihannya.

"Sekarang, mandi dulu" ucap Jessie turun dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi. Di kehidupan sebelumnya, Jessie memiliki kebiasaan mandi tengah malam atau pagi buta. Menurutnya itu adalah saat paling menyegarkan untuk mandi.

Splash

"Ah~ segarnyaaa" Jessie merendam seluruh tubuhnya di bathub, hingga hanya bagian mata saja yang masih dipermukaan.

Ia menyibak rambutnya ke belakang, tubuhnya yang seputih susu itu nampak mengkilap karena air. Sungguh pemandangan surgawi bagi kaum Adam.

Setelah hampir satu jam berendam, Jessie keluar dari bathub dan mulai mengeringkan tubuh dan rambutnya. Kemudian ia berjalan menuju walk in closet dan memilih sebuah kaos putih oversize dengan tulisan 'pokok e joget' dan sebuah celana pendek longgar. Ah nyaman sekali, membuat Jessie ingin kembali tidur.

Villainess' RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang