Siang yang cerah, langit bersih tanpa awan dengan matahari yang menebar kehangatannya. Ya, seperti 'kehangatan' kakak-adik yang tengah memandikan peliharaan mereka satu ini.
"Ansel tolong ambilin shamponya" ucap Ken yang tengah membasahi tubuh Alan. Ya, Ken dan Ansel saat ini sedang memandikan Alan. The kolor ijo pergi keluar tanpa mengajak Ken, dan Ken nampak tidak peduli juga. 'paling main ke mall' pikir Ken.
"kakak kan ada kaki, ngapain nyuruh Ansel?" sewot Ansel saat Ken menyuruhnya.
Ken pun menatap adiknya datar, sungguh Ken tidak percaya bahwa mereka datang dari rahim yang sama. Sifatnya sama sekali tidak mirip dengan Ken, Micheal ataupun Sisca.
Jangan-jangan Ansel anak pungut. Ah tidak mungkin, Ken datang waktu Sisca melahirkan. Oh atau jangan-jangan dia anak yang tertukar? Baik, hentikan otak sinetron itu.
"hah~ punya adek ga guna banget" racau Ken seraya berdiri kemudian berjalan mengambil botol shampo khusus anjing yang terletak di rak dekat kamar mandi utama.
Alan memang sangat penurut, saat mandi begini pun ia hanya diam dan bahkan nampak senang bermain air. Sangat jarang ia marah apalagi nampak hendak menyerang seseorang.
Tapi waktu itu... Ah Ken pusing memikirkannya. Ia tidak percaya sama sekali bahwa Jessie memiliki niat buruk padanya. Semoga kebenaran segera terungkap.
"kakak..."
Ken menoleh saat suara Ansel memanggil namanya, "kenapa?" jawab Ken.
"kakak putus ya sama kak Jessie?" tanya Ansel dengan nada sedih.
Ken terdiam, ia harus menjawab apa sekarang? Ia dan Jessie tidak pernah mengatakan kata 'putus' atau semacamnya. Mereka hanya tidak lagi berkomunikasi saat ini, seolah mereka adalah orang asing.
Melihat raut rumit kakaknya, Ansel pun langsung berbicara. "apapun itu, jangan putus kak. Jangan pisah sama kak Jessie" ucap Ansel seperti orang tua yang menasehati anaknya.
"haha iya iya" Ken hanya bisa tertawa sedih. Meski seolah polos, entah kenapa ucapan Ansel terasa begitu berat. Seakan putus dari Jessie akan menjadi masalah besar untuknya. Ya, memang dampaknya tidak akan kecil bagi Ken jika mereka berpisah sungguhan. Ken juga ragu apakah ia bisa melakukan 'itu' jika bukan dengan Jessie.
Hey! Kendalikan pikiranmu itu Kenward. Bisa-bisanya memikirkan 'itu' di saat seperti ini. Hah~ semua lelaki memang sama saja, ada saja sisi mesumnya.
(harus ada thor-Ken)
---//---
Di markas Venomous Lily
"anggota Wolverines yang sekarang siap di markas ada sekitar 1000 orang, tapi 200 orang harus stay di markas karena kita ga mungkin ninggalin markas dalam keadaan kosong" jelas Liev.
"gapapa, 800 itu udah lebih dari cukup. Belum lagi kalo ditambah sama anggota kami, udah lebih dari 1000. Anggota Black Viper juga gak sebanyak itu kok, tapi kita harus tetap waspada. Mereka licik" ucap Jessie.
Mereka masih berada di ruang meeting membahas strategi pertahanan dan penyerangan untuk perang dua minggu lagi. Semuanya harus segera disesuaikan agar tidak ada timpang tindih antara kekuatan dan kekompakan Wolverines dan VL.
"oke, sekarang masalah persenjataan. Jes, gue curiga kalo ada orang yang selama ini ngasih pasokan senjata ke BV" ucap Samiana.
"iya gue juga, yang waktu itu mereka ngeluarin tank 2 biji aja gue kaget. Dapet dari mana coba? Kantong doraemon?" sahut Bella sependapat.
"bener, dan ini gak menutup kemungkinan kalo nanti mereka bakal ngeluarin sesuatu yang lebih besar lagi" ucap Jessie seraya berpikir.
"tank?" David membeo.
![](https://img.wattpad.com/cover/272946246-288-k756606.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Villainess' Revenge
FantasyCOMPLETED Jeslyn Aulia Puteri, atau sering dipanggil Jessie, seorang atlit karate yang telah mendapat banyak penghargaan atas prestasinya. Baik di tingkat kecamatan hingga internasional. Namun, sepulang dari pertandingannya yang terakhir di Korea...