Hari sudah malam, langit nampak cerah ditaburi bintang-bintang. Bulan bercahaya terang dengan indahnya, menyinari bumi dengan pemandangan memanjakan mata.
Di sebuah kamar, nampak sepasang ayah dan anak yang berusia sekitar 6 tahun tengah berbaring di ranjangnya.
"papa" Ansel memanggil sang ayah yang tengah mengelus kepalanya lembut.
"hm?" Micheal berdehem menanggapi panggilan sang putera. Sudah 3 hari Ansel demam tinggi, dan hari pertama ia sakit adalah saat Jessie ikut makan malam di mansion Vorxon. Micheal tidak ingin salah paham apalagi berprasangka, ia yakin semua ini hanya kebetulan.
"kenapa kak Jessie gak jenguk Ansel?" tanya Ansel lesu namun tak dapat dipungkiri bahwa ada kesedihan di dalam kata-katanya. Ya, selama setahun ini Ansel memang sangat dekat dengan Jessie. Ansel merasa pelukan Jessie, suara Jessie, semuanya sangat menenangkan. Seolah, ibunya sendiri berada di sisinya.
Micheal terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin ia mengatakan bahwa Jessie dilarang untuk datang ke mansion Vorxon atas perintah Char-
"pasti dilarang kakek kan?" ucap Ansel tiba-tiba. Ah Micheal lupa, insting Ansel memang sangat tajam. Saat Ansel mengetahui bahwa Ken dijodohkan dengan Adelle, di saat itulah ia sudah mengira bahwa semua ini karena kakeknya. Ya, siapa lagi yang mau repot-repot mengatur hidup anak cucunya jika bukan Charles?
"papa..." panggil Ansel lagi. Matanya nampak berkedip berat, sepertinya Ansel sudah mengantuk.
"yes, son?" sahut Micheal.
"jangan...pisahin kakak...zing..." ucapan Ansel terdengar tidak nyambung namun ia segera terlelap. Micheal terdiam karenanya, sungguh ia benar-benar tidak mengerti dengan cara berpikir Ansel.
Ah pikirkan itu nanti, Micheal menarik selimut tebal itu sampai menutupi seluruh tubuh kecil Ansel kecuali kepala. Tangan Micheal terulur mengganti kompres di kepala Ansel kemudian mencium kening puteranya itu lembut.
Ucapan Ansel kembali terngiang di pikiran Micheal, apa yang sebenarnya Ansel ketahui?
---//---
Adelle Vivian Ashton, puteri konglomerat terkenal di London yang merupakan kolega bisnis perusahaan Vorxon. Mereka sudah lama bekerja sama dalam bidang industri, jadi wajar jika kedua keluarga ini sangatlah dekat.
Namun, seperti biasa, ada saja udang di balik batu. Semakin banyak yang kau miliki maka semakin banyak yang kau inginkan. Begitulah sekiranya perumpamaan keluarga Ashton.
Harta dan takhta seolah menjadi ambisi terkuat bagi mereka untuk menjilat orang-orang berstatus tinggi, terutama keluarga Vorxon.
Kekayaan mereka sejak ratusan-bukan, ribuan tahun lalu membuat semua orang mendambakan untuk menjadi besan keluarga ini.
Ya, meski keluarga Vorxon terkenal memiliki banyak misteri, tapi siapa peduli? Selama harta mereka mampu diraih, bukankah misteri sudah tidak penting lagi?
Adelle tidak pernah mencintai Ken, namun ambisinya untuk menjadi nyonya Vorxon begitu kuat hingga ia rela melakukan segala cara untuk mendapatkan posisi itu. Termasuk cara kotor.
Oh ayolah, sedikit kecurangan tidak akan menyakitinya bukan? Lagipula di dunia yang kejam ini kita memang perlu kelicikan untuk bisa sukses. Hah Adelle yang malang, semua itu hanya akan menjadi boomerang bagimu.
"Adelle..."
Adelle yang tengah berjalan di koridor mansion Vorxon pun berbalik saat suara seseorang memanggilnya, "om?" ia membeo.
Pria di depannya itu tersenyum manis hingga matanya menyipit, "mau kemana?" tanyanya.
"ke kamar om" jawab Adelle polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villainess' Revenge
FantasyCOMPLETED - PREQUEL ARISE Jeslyn Aulia Puteri, atau sering dipanggil Jessie, seorang atlit karate yang telah mendapat banyak penghargaan atas prestasinya. Baik di tingkat kecamatan hingga internasional. Namun, sepulang dari pertandingannya yang tera...